Jokowi Dorong ASEAN Gerakkan Ekonomi Berbasis Digital

- 15 November 2020, 19:30 WIB
Presiden Jokowi hadiri KTT ke-11 ASEAN-PBB secara virtual.
Presiden Jokowi hadiri KTT ke-11 ASEAN-PBB secara virtual. /setkab.go.id

Tuban Bicara - Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia dan sejumlah negara di kawasan di ASEAN memiliki potensi digital besar yang harus dimaksimalkan guna mendorong pemulihan ekonomi pasca pandemi virus corona (Covid-19).

Karena menurut Kepala Negara,  wabah covid-19 memberikan dampak yang sangat besar bagi perekonomian semua negara dunia yang menghadapi pertumbuhan ekonomi negatif.

Bahkan di ASEAN sendiri, lebih dari 30 juta masyarakatnya terancam kehilangan pekerjaan.

Baca Juga: Berdemo, Ribuan Pendukung Trump Tak Sepakati Hasil Pilpres AS

"Kita harus tetap optimistis. Walaupun banyak masalah tetapi ada kesempatan besar. Di tengah pandemi ini justru kita melihat percepatan perkembangan digitalisasi," kata Jokowi dalam pidatonya secara virtual pada forum ASEAN Business and Investment Summit (ABIS)  2020, Sabtu 14 November 2020, dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Dirilis rri.co.id.

Ia menyebut pada 2025 mendatang, ekonomi digital ASEAN diproyeksikan berada pada kisaran US$200 miliar.

Di Indonesia sendiri, nilai ekonomi digital diperkirakan mencapai US$133 miliar pada 2025. Namun, menurutnya, transformasi digital di kawasan masih mengalami banyak tantangan.

Baca Juga: BMKG: Tidak Benar, Gelombang Panas Melanda Indonesia 

"Pertama, banyak jenis usaha dan pekerjaan lama yang tutup. Sekitar 56% pekerjaan di lima negara ASEAN terancam hilang akibat otomatisasi. Selain itu, kesenjangan digital di negara-negara ASEAN juga dinilai masih menganga," ujarnya. 

Tak hanya itu,  penetrasi internet sebagai infrastruktur utama ekonomi digital belum merata di seluruh negara ASEAN.

Jokowi mengungkap, dari 10 negara ASEAN, hanya 3 negara yang memiliki tingkat penetrasi internet di atas 80%.

Baca Juga: Gubernur Jatim Serahkan Sejumlah Bantuan Pemulihan Ekonomi

"Menghadapi tantangan di atas kita harus melakukan berbagai terobosan. Business as usual bukanlah pilihan. Kita harus mempercepat transformasi digital. Apalagi saat ini kegiatan ekonomi digital ASEAN masih kecil, hanya sebesar 7% dari total PDB ASEAN," ungkapnya.

Oleh sebab itu,  Presiden Jokowi mengusulkan sejumlah hal yang harus terus didorong negara-negara ASEAN. 

Pertama, memastikan revolusi digital berjalan secara inklusif dengan memperhatikan aspek akses, keterjangkauan, dan kemampuan. 

Baca Juga: Zainudin Amali Minta Bali Kembangkan Wisata Olahraga

"Penyiapan infrastruktur digital yang memadai dan merata di seluruh kawasan harus menjadi agenda utama, bukan saja untuk masyarakat di perkotaan, namun juga di desa-desa dengan harga yang terjangkau dan disertai dengan peningkatan literasi melalui upskilling dan reskilling dari sumber daya manusianya," kata Presiden Jokowi. 

Kedua, Jokowi juga mendorong ASEAN harus bergerak agar dapat menjadi pemain besar dalam ekonomi berbasis digital sekaligus menjadikannya sebagai kekuatan utama.

Presiden menegaskan ASEAN tidak boleh hanya menjadi sekadar pasar digital, melainkan harus tumbuh menjadi kekuatan besar yang mampu membantu UMKM masuk ke dalam rantai pasok global.

Baca Juga: Keluarkan SK, Menteri BUMN Rombak Jajaran ITDC

Presiden meyakini percepatan transformasi digital UMKM akan mendorong bangkitnya roda perekonomian kawasan.

Pemerintah masing-masing negara ASEAN disebutnya juga harus memiliki andil yang lebih besar dalam mendorong transformasi digital.

"Indonesia sendiri memiliki ekosistem digital yang menjanjikan. Indonesia mempunyai startup_sebanyak 2.193 pada 2019, kelima terbesar di dunia. Indonesia juga memiliki 1 decacorn dan 4 unicorn. Sejak 2018 Indonesia mengembangkan peta jalan Making Indonesia 4.0. Kami membangun industri manufaktur dan pengembangan pusat-pusat inovasi. Kami memberikan insentif fiskal berupa super tax deduction bagi industri yang berinvestasi di penelitian dan pengembangan," ungkapnya.

Baca Juga: Tangani Covid-19, Indonesia Dapat Bantuan dari Australia

Ketiga,  Jokowi menyebut sinergi kuat antara negara-negara ASEAN amat dibutuhkan untuk menciptakan ekosistem digital yang kondusif.

Hambatan perdagangan digital harus dieliminasi, kepastian hukum harus dibangun, penyederhanaan prosedur dan sistem perizinan harus terus dilakukan, hingga memperkuat kemitraan antara pemerintah dan swasta untuk memperkuat konektivitas digital.

"Sinergi ini harus bersifat inklusif. Tidak ada satupun yang boleh tertinggal. Itulah prasyarat jika kita ingin menjadikan kawasan ASEAN sebagai pemenang dalam era transformasi digital ini. No one left behind," tandasnya.

Baca Juga: Mengenai Alien, Indonesia Mulai Mencari Tempat Layak Huni Selain Bumi

ASEAN Business and Investment Summit (ABIS) merupakan forum bisnis dan investasi tahunan yang diselenggarakan oleh ASEAN Business Advisory Council (ABAC), dengan mengundang Kepala Negara ASEAN, mitra, think- tank, scholars, dan para CEO dari berbagai sektor usaha.

Pertemuan secara umum membahas isu-isu global dalam rangka mencari solusi terhadap tantangan dunia terutama yang mempengaruhi dunia usaha terlebih saat ini sejumlah negara di belahan dunia juga tengah berjuang melawan pandemi covid-19.***

 

Editor: M Anas Mahfudhi

Sumber: rri.co.id


Tags

Terkait

Terkini

x