Terlebih menurutnya acara ini dilakukan masa pandemi tanpa adanya izin, sebagaimana diberitakan dalam artikel berjudul, "Kudeta Moeldoko Disebut Drama Politik, Herzaky: Kalau Menghamba Penguasa, Jangan Jadi Intelek Tukang Stempel".
Baca Juga: Kemenkes Akui Adanya Vaksin Sinovac Kedaluwarsa di 25 Maret 2021, Simak Penjelasannya!
"Apakah sekelompok orang yang tidak berhak, diperbolehkan menyelenggarakan kegiatan politik yang diklaim sebagai Kongres (luar biasa) yang merupakan forum tertinggi di suatu organisasi, dengan menghadirkan bukan pemilik suara yang sah, dan kemudian bisa memilih yang mereka sebut Ketua Umum baru yang merupakan orang lingkar dalam Istana, dan mendemisionerkan kepengurusan sebelumnya?" kata Herzaky.
"Lalu, tanpa izin dari pihak berwenang, di tengah musim Covid-19, tetap bisa mengadakan kegiatan dengan peserta ratusan orang, tanpa dibubarkan oleh pihak berwenang?" katanya, menyambungkan.
Herzaky menilai hal ini merupakan kesewenang-wenangan dan telah melanggar aturan yang berlaku.
Baca Juga: Sandingkan Pemerintahan Jokowi dan SBY, Amien Rais: Indonesia Sudah Jadi Republik Mafia
"Kesewenang-wenangan kekuasaan yang ditunjukkan secara nyata ini, secara brutal telah memperkosa demokrasi, menafikan etika, norma, kepatutan, dan aturan-aturan hukum yang berlaku," katanya.
"Lalu, masih ada saja yang berpikir ini drama politik? Kalaulah memang menghamba kepada kekuasaan, setidaknya janganlah kemudian menjadi intelektual tukang stempel maunya pemerintah ataupun pesanan pihak-pihak tertentu," katanya, menambahkan.
Menurutnya, situasi demokrasi di Indonesia tengah genting Sehingga diperlukan adanya kerja keras untuk tetap memastikan demokrasi tetap berjalan baik
Baca Juga: Singgung Masa Jabatan Presiden 3 Periode, Benny Harman: Amien Rais dan Ngabalin Sedang Gelisah