Meneladani Nilai Anti Korupsi dari Hoegeng Iman Santosa

- 6 Desember 2020, 21:33 WIB
Hoegeng Iman Santosa
Hoegeng Iman Santosa /Dul/

Tuban Bicara - Selain sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam, Indonesia juga kaya akan kasus korupsi. Namun juga kaya akan tokoh yang bisa dijadikan teladan khususnya dalam nilai-nilai anti korupsi. Salah satunya bisa belajar dari Hoegeng Iman Santosa.

Guyonan Gus Dur merupakan guyonan yang tak hanya sekedar guyonan. Namun benar adanya. Gus Dur pernah berkata, “Cuma ada 3 polisi jujur di negera ini: polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng.”

Nah, kali ini kita akan belajar nilai-nilai anti korupsi dari salah satu di antara tiga polisi jujur menurut Gus Dur yaitu Hoegeng Iman Santosa. Merujuk pada buku Belajar Integritas kepada Tokoh Bangsa (KPK, 2014), Hoegeng dikenal sebagai pribadi yang jujur dan sederhana. Beberapa momen yang mengandung ibrah tentang nilai-nilai anti korupsi yang tercermin dari Hoegeng seperti tidak membuka toko bunga yang dikelola istrinya.

Baca Juga: Kemendikbud luncurkan Pedoman Perubahan Perilaku Protokol Kesehatan 3M dalam 77 Bahasa Daerah

Ketika itu, Hoegeng diangkat sebagai kepala jawatan imigrasi. Hoegeng takut kalau toko bunga itu menjadi beban bagi dirinya dalam menjalankan tugas. Hoegeng tak ingin orang-orang membeli bunga di toko yang dikelola istrinya hanya karena melihat jabatan yang diemban Hoegeng.

Hoegeng juga pantang terima pemberian hanya karena jabatan. Hoegeng dan keluarga mendapat sebuah kejutan besar ketika diangkat sebagai Kepala Direktorat Reserse dan Kriminal Polda Sumatera Utara pada tahun 1965. Karena rumah dinas masih ditempati pejabat lama, maka dari itu Hoegeng dan keluarga memutuskan berdiam di Hotel De Boer selama beberapa waktu.

Setelah itu ketika giliran Hoegeng menempati rumah dinas, ia terkejut bukan kepalang karena rumah itu dipenuhi barang-barang mewah. Hoegeng tak bisa menerima. Ia dan keluarga bersikeras tinggal di hotel jika barang-barang mewah itu masih ada disana.

Baca Juga: Meneladani Nilai Anti Korupsi dari Bung Hatta

Mereka akan menempati rumah apabila barang-barang mewah itu dikeluarkan dan hanya terisi barang inventaris kantor. Pasalnya mereka baru akan pindah dan belum mengenal siapa pun di tempat baru itu. Belakangan diketahui, barang-barang itu berasal dari bandar judi yang hendak menyuap Hoegeng Iman Santosa.***

Editor: Yogi Abdul Gofur


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x