Strategi Intelijen untuk Buntuti Habib Rizieq Ketahuan, Begini Bocoran Analisisnya

- 9 Desember 2020, 00:18 WIB
Badan Intelijen Negara Republik Indonesia.
Badan Intelijen Negara Republik Indonesia. /Twitter.com/@binofficial_ri

As'ad menilai, jika dalam menjalankan misi penjejakan fisik terjadi kekerasan dan pembunuhan, maka penjejak memiliki misi lain selain memantau target atau petugas melakukan kecerobohan.

"Kalau sampai terjadi aksi kekerasan apalagi pembunuhan, maka misinya bukan surveillance, tetapi ada misi lain atau kecerobohan petugas. Walllahu a’lam," ucap As'ad.

Oleh karena itu, As'ad mendoakan agar tim penjejak atau petugas di lapangan yang membuntuti iring-iringan mobil Habib Rizieq dapat transparan menjelaskan kasus dengan jernih.

Baca Juga: Dirkrimum Polda Metro Jaya: Laskar Pembela Islam Pergi Pengajian Malah Serang Polisi

"Semoga tim bisa menjelaskan apa yang terjadi demi 'kebenaran'. Rakyat enggak usah ikut ikutan, jaga diri dari ancaman Covid-19," tutur As’ad Said Ali.

Sebagai informasi, As’ad Said Ali menjabat Wakil Kepala BIN selama 11 tahun terhitung dari tahun 2000 sampai 2011.

As’ad Said Ali menjabat sebagai Wakil Kepala BIN dalam tiga jabatan presiden yang berbeda, yakni Abudrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono, dikutip Tuban Bicara dari Facebook As’ad Said Ali.***

Halaman:

Editor: M Anas Mahfudhi

Sumber: Facebook


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah