Pasca Dikukuhkan, Lima Profesor Riset asal Badan Litbangkes Lakukan Orasi

- 4 Desember 2020, 17:39 WIB
Lima profesor riset asal Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes)
Lima profesor riset asal Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes) /Kemenkes.go.id/

Tuban Bicara - Pasca dikukuhkan Ketua Majelis Pengukuhan Profesor Riset, lima profesor riset asal Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes) lakukan orasi secara bergantian. 

Orasi pertama dibuka oleh Sri Irianti dengan menyampaikan orasi bertopik Inovasi Pengintegrasian Program Water, Sanitation And Hygiene (WaSH) menuju Tercapainya Sustainable Development Goal 6 di Indonesia.
 
"Intergrasi antar elemen WaSH menjadi solusi penting untuk memperbesar peran WaSH dalam pencegahan penyakit dan gangguan kesehatan," ucapnya.
 
 
ia menambahkan, selain itu sebagai pemenuhan hak asasi untuk hidup bermanfaat. Integrasi program WaSH bisa menjadi solusi percepatan tercapainnya SDG 6 di Indonesia.
 
Orasi kedua disampaikan Ekowati Rahajeng,  dalam orasinya mengangkat topik ''Penguatan Posbindu PTM Dalam Menurunkan Prevalensi Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Utama''.
 
Ekowati mengatakan, bahwa ada lima kunci untuk memperkuat Posbindu PTM.
 
"Peningkatan rutinitas kegiatan, peningkatan kemampuan edukasi dan konseling bagi petugas dan kader, perluasan cakupan sasaran penduduk, optimalisasi pengelolaan PTM di desa, serta penerapan sistem surveilans secara sistematik. Lima kuncinya itu," ucapnya. 
 
Selanjutnya, Rustika memberikan orasi dengan topik ''Kolaborasi Pembinaan Pengendalian Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Jemaah Haji Dalam Mendukung Istitaah Kesehatan''.
 
"Bahwa kolaborasi pembinaan pengendalian faktor risiko PTM bagi jemaah haji perlu dengan melibatkan berbagai sektor," tuturnya.
 
 
Rustika menjelaskan, dengan adanya upaya ini akan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan, serta kebugaran jemaah haji. Hal tersebut dapat menurunkan tinggat kesakitan dan kematian pada jemaah haji.
 
Kemudian topik orasi ''Pengembangan Parameter Standar Simplisia Untuk Menjamin Mutu dan Keamanan Obat Tradisional'' disampaikan oleh Yuli.
 
"Menjamin mutu dan keamanan obat tradisional sangat penting untuk otentifikasi simplisia dalam mencegah praktik pemalsuan bahan baku obat tradisional di masyarakat," ucap Yuli.
 
Lebih lanjut Yuli menjelaskan, jika pengembangan parameter standar simplisia dapat menjadi acuan bagi industri obat tradisional dan memicu industri bahan baku obat tradisional.
Terakhir, orasi disampaikan oleh Indirawati dengan topik ''Percepatan Pengendalian Masalah Status Kesehatan Gigi Mulut Melalui  Pendekatan Individu Dan Kontekstual''.
 
Indirawati menegaskan upaya promotive dan preventif dalam kesehatan gigi mulut harus diutamakan sesuai dengan standar WHO.
 
"Upaya ini sudah terbukti jauh lebih cost effective dan diharapkan dapat mengurangi dampak penyakit sistemik yang bermanifestasi pada rongga mulut," tutupnya.

Editor: Imam Sarozi

Sumber: kemenkes.go.id


Tags

Terkait

Terkini

x