Sering Bersyukur Bisa Pengaruhi Sisi Psikologi Manusia

- 1 Desember 2020, 13:28 WIB
Ilustrasi Syukur
Ilustrasi Syukur /Dul/

Tuban Bicara - Nikmat Allah Swt terhadap para makhluk itu sungguh sangat banyak. Kita tidak dapat menghitung kenikmatan tersebut meskipun telah menggunakan alat hitung yang supercanggih sekalipun.

Hal itu, sebagaimana firman Allah Swt, dalam Qs. An-Nahl (16): 18 berikut, yang artinya:
Dan, jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya.

Ayat tersebut mengisyaratkan kepada kita bahwa sebagai manusia tidak mampu hidup kecuali dengan izin dan anugrah nikmat dari Allah Swt. Menandakan bahwa kita hanyalah manusia kecil di hadapan-Nya.

Baca Juga: Belajar Nilai Anti Korupsi dari Baharuddin Lopa

Tindakan bersyukur itu dilakukan dengan tiga etape:
1. Syukur dengan hati

Kita menyadari bahwa segala bentuk nikmat yang kita rasakan dan dapatkan itu karena anugrah dari Allah Swt. Di sisi lain, syukur dengan hati ini mengisyaratkan seseorang yang bersyukur itu menyadari bahwa Allah Swt itu memiliki sifat kasih sayang kepada umat manusia tanpa pandang bulu.

Syukur dengan hati merupakan perbuatan hati. Dengan demikian, hati seseorang yang bersyukur merupakan hati yang penuh kerelaan dan penuh keyakinan akan keberadaan Tuhan.

2. Syukur dengan lisan

Pada dasarnya, tindakan bersyukur ini sangat mudan dan sederhana yaitu dengan melafakan kalimat tahmid.
Alhamdulillahirrobbilalamin

3. Syukur dengan perbuatan

Syukur dengan perbuatan adalah syukur dengan memaksimalkan nikmat tersebut untuk berbuat kebaikan. Untuk itu, cara bersyukur dengan perbuatan adalah memanfaatkan nikmat sehat yang Allah Swt berikan.

Demikianlah etape-etape bersyukur. Bersyukur juga berpengaruh pada sisi psikologi manusia. Orang yang sering bersyukur akan terlihat lebih bahagia karena ia telah merelakan apa yang telah dimilikinya. Oleh kerena itu, ia tidak menuntut berbagai hal yang bisa jadi mustahil untuknya.

Editor: Yogi Abdul Gofur


Tags

Terkait

Terkini

x