TUBANBICARA.com - Dalam sebuah pengajian umum Gus Baha cerita soal kisah hidupnya.
Banyak yang memaknai hidupnya serba enak, padahal itu tidak.
Saya pun pernah merasakan pahitnya kehidupan, tegas Gus Baha saat menyampaikan.
Baca Juga: Pesan Gus Baha Tentang Malam Lailatul Qadar
Saya selalu memberikan motivasi hidup kepada kalian semua soal memaknainya dan banyak orang yang tidak mengetahui.
Hidup itu untuk apa? Hidup adalah mencari sebanyak mungkin manfaat supaya hidup tidak tergantung pada banyak orang hanya untuk mempertahankan eksistensinya.
Banyak orang yang butuh banyak hal untuk mempertahankan eksistensinya dengan melakukan yang sebenarnya itu tidak perlu dilakukannya.
Baca Juga: Gus Baha Beberkan Logika 'Sepele' Soal Malam Lailatul Qodar: Bisa Datang Kapan Saja
Termasuk orang yang berpergian keluar kota bahkan keluar negeri hanya untuk menyenangkan diri sendiri dengan menggelontorkan banyak uang.
Atau ketika pingin bahagia nunggu beli Alphard dulu baru kemudian bisa bahagia, ribet.
Hal itu berbanding terbalik dengan bahagianya orang yang dekat Kyai viral namun ia bahagianya luar biasa.
Tapi kalau dibalik pertanyaannya kalau orang yang tahunya banyak isi dunia kan nikmat.
Baca Juga: Tentang Haaya Alal Jihad, Gus Baha: Agama Ini Datang Tidak Suka Adu-adu
Iya memang itu nikmat tapi kamu harus nunggu dulu kalau ingin bahagia dan terpenuhi kebutuhanmu kamu harus nabung terlebih dulu dan itu serba ribet.
Dan perlu kita sadari orang yang bahagianya harus nunggu, orang yang banyak kebutuhan sebetulnya itu akibat karena banyak makan menurut Imam Syafi'i.
Apa yang dikatakan Imam Syafi'i benar soal kecukupan adalah berusaha sebaik mungkin bukan memenuhi semua kebutuhan kamu tapi penuhi seadanya saja sesuai kemampuan.***