Karya Puisi Nizar Qabbani Penyair dari Arab

- 15 Januari 2021, 14:57 WIB
Ilustrasi Karya Puisi Nizar Qabbani Penyair dari Arab
Ilustrasi Karya Puisi Nizar Qabbani Penyair dari Arab /Pixabay/DGlodowska/

Baca Juga: Karya Puisi Ahmad Abd Al-Mu’ti Hijazi Penyair dari Arab

Kugenggam pena
lantas kugambar tangkai senapan.
Anakku menertawakan kebodohanku,
bertanya
“Ayah, tak tahukah engkau, perbedaan
tangkai gandum dan senapan?”

Kukatakan padanya, “Nak,
aku pernah mengetahui bentuk tangkai gandum
sekerat roti
dan kembang mawar.

Tapi di saat segenting ini
pohon-pohon hutan telah bergabung
dengan pasukan tentara
mawar-mawar mengenakan seragam yang kusam.

Kini saatnya tangkai gandum bersenjata
burung-burung bersenjata
budaya bersenjata
bahkan agama pun bersenjata.

Baca Juga: Karya Puisi Ali Mahmud Taha Penyair dari Arab

Kau tak bisa membeli roti
tanpa menemukan peluru di dalamnya
kau tak bisa memetik mawar
tanpa duri memercik di wajahmu
kau tak bisa membeli sebuah buku
yang tak meledak di sela jemarimu.”

Anakku duduk di tepi tempat tidur
lalu memintaku membacakan sebuah puisi.
Sebutir airmata jatuh di atas bantal.
Anakku merabanya, heran, berkata:
“Ayah, ini airmata, bukan puisi!”
Lalu kukatakan padanya:
“Nak, saat engkau tumbuh dewasa,
dan membaca diwan-diwan puisi Arab
kau akan temukan bahwa puisi dan air mata tiada bedanya.
Dan puisi-puisi Arab
tak ubahnya kucuran airmata dari jemari yang menulis.”

Baca Juga: Karya Puisi Mahmoud Darwish Penyair dari Arab

Anakku meletakkan pena dan kotak krayon miliknya
di depanku
lalu memintaku menggambar sebuah tanah air untuknya.
Kuas di tanganku seketika gemetar
aku tenggelam, dan menangis.

Halaman:

Editor: Edison T


Tags

Terkait

Terkini