Sajak Si Burung Merak, 'Di Mana Kamu, De'Na?'

- 7 Januari 2021, 20:27 WIB
ILUSTRASI Kumpulan Puisi Rendra yang Belum Pernah di publikasikan 'Doa untuk Anak Cucu' Penerbit Bentang.
ILUSTRASI Kumpulan Puisi Rendra yang Belum Pernah di publikasikan 'Doa untuk Anak Cucu' Penerbit Bentang. /Carola68/Pixabay

Tuban Bicara - Kumpulan Puisi Rendra yang Belum Pernah di publikasikan 'Doa untuk Anak Cucu' Penerbit Bentang. Cetakan Pertama, April 2013.

Di Mana Kamu, De'Na?

Akhirnya berita itu sampai kepada saya:
Gelombang tsunami setinggi 23 meter
melanda rumahmu.
Yang tersisa hanya puing-puing belaka.
Di mana kamu, De’Na?
Sia-sia teleponku mencarimu.
Bagaimana kamu, Aceh?
Di TV kulihat mayat-mayat
yang bergelimpangan di jalan.
Kota dan desa-desa berantakan.
Alam yang murka
manusia-manusia terdera
dan sengsara.

Baca Juga: Sajak Si Burung Merak, 'Tuhan, Aku Cinta pada-Mu'

Di mana kamu, De’Na?
Ketika tsunami melanda rumahmu
apakah kamu lagi bersenam pagi
dan ibumu yang janda
lagi membersihkan kamar mandi?

De’Na, kita tak punya pilihan
untuk hidup dan mati.
Namun untuk yang hidup
kehilangan dan kematian
selalu menimbulkan kesedihan.
Kecuali kesedihan, selalu ada pertanyaan:
kenapa hal itu mesti terjadi
dengan akibat yang menimpa kita?

Memang ada kedaulatan manusia, De’Na.
Tetapi lebih dulu
sudah ada daulat alam.
Dan kini kesedihanku yang dalam
membentur daulat alam.
Pertanyaanku tentang nasib ini
merayap mengitari alam gaib yang sepi.

Baca Juga: Sajak Si Burung Merak, 'Pertemuan Malam'

De’Na! De’Na!
Kini kamu menjadi bagian misteri
yang gelap dan sunyi.
Hidupku terasa rapuh
oleh duka, amarah, dan rasa lumpuh.
Tanpa kejernihan dalam kehidupan
bagaimana manusia bisa berdamai
dengan kematian?

De’Na, hatiku menjerit pilu.
Di mana kamu? Bagaimana kamu?
Yang tak bisa kutolak dalam bayangan,
meski mataku terbuka atau terpejam,
adalah gambaran orang banyak berlarian,
dikejar gelombang 23 meter tingginya.
Dan lalu gempa yang menenggelamkan
gedung-gedung tinggi,
membelah jalan raya,
menjadi jurang menganga.
Ribuan manusia menjadi sampah
dalam badai.

Halaman:

Editor: Edison T


Tags

Terkait

Terkini

x