Tuban Bicara - Siapa yang tidak kenal dengan Pram dengan nama panjang Pramoedya Ananta Toer lahir pada tanggal 6 Februari 1925 Blora Jawa Tengah sebagai sastrawan yang sangat produktif dimasanya, karya-karya yang fenomenal tak pernah mati ditelan zaman.
Tokoh satu ini dikenal sebagai salah satu sastrawan terbesar di Indonesia. Banyak karya-karyanya yang fenomenal sehingga ia dikenal sebagai sastrawan yang sangat produktif.
Berikut ini beberapa kutipan kata bijak yang ada di dalam karya buku Novelnya berjudul Rumah Kaca;
Baca Juga: Kominfo Usung Tema 'Penguatan Budaya Bahari Demi Peningkatan Ekonomi Era Digital' di Hari Nusantara
Kami memang orang miskin. Di mata orang kota kemiskinan itu kesalahan. Lupa mereka lauk yang dimakannya itu kerja kami.
-Pramoedya Ananta Toer
Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.
-Pramoedya Ananta Toer
Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.
-Pramoedya Ananta Toer
Baca Juga: Miliki Arti Penting, UNISCO Tetapkan Pantun Sebagai Warisan Budaya Tak Benda
Kalau ahli hukum tak merasa tersinggung karena pelanggaran hukum sebaiknya dia jadi tukang sapu jalanan.
-Pramoedya Ananta Toer
Betapa sederhana hidup ini sesungguhnya yang pelik cuma liku dan tafsirannya.
-Pramoedya Ananta Toer
soalnya memang kertas-kertas yang lebih bisa dipercaya. Lebih bisa dipercaya daripada mulut penulisnya sendiri.
-Pramoedya Ananta Toer
Baca Juga: Selesai Dibangun, Jembatan Bojonegoro-Blora Alami Peningkatan Konektivitas
Dari atas ke bawah yang ada adalah larangan, penindasan, perintah, semprotan, hinaan. Dari bawah ke atas yang ada adalah penjilatan, kepatuhan, dan perhambaan.
-Pramoedya Ananta Toer
Sejak jaman nabi sampai kini, tak ada manusia yang bisa terbebas dari kekuasaan sesamanya, kecuali mereka yang tersisihkan karena gila. Bahkan pertama-tama mereka yang membuang diri, seorang diri di tengah-tengah hutan atau samudera masih membawa padanya sisa-sisa kekuasaan sesamanya. Dan selama ada yang diperintah dan memerintah, dikuasai dan menguasai, orang berpolitik.
-Pramoedya Ananta Toer
Gairah kerja adalah pertanda daya hidup; dan selama orang tidak suka bekerja sebenarnya ia sedang berjabatan tangan dengan maut.
-Pramoedya Ananta Toer
Baca Juga: Miliki Arti Penting, UNISCO Tetapkan Pantun Sebagai Warisan Budaya Tak Benda
Pada akhirnya persoalan hidup adalah persoalan menunda mati, biarpun orang-orang yang bijaksana lebih suka mati sekali daripada berkali-kali.
-Pramoedya Ananta Toer.***