10 Puisi Legendaris Karya Chairil Anwar Penyair Indonesia

8 Januari 2021, 13:47 WIB
ILUSTRASI 10 Puisi Legendaris Karya Chairil Anwar /Pixabay/ Oldiefan/

Tuban Bicara - Puisi adalah bagian dari karya sastra seseorang, dengan menulis larik-larik kata dalam me-ekspresikan perasaan. Puisi juga terdapat belbagai variasinya.

Pada umumnya seseorang menulis puisi dalam keadaan sedih dan bahagia, dengan kesendirian yang dilakukan ia mampu menulis puluhan puisi.

Misalnya kalau kita membaca beberapa puisi karya dari tokoh penyair legendaris asal Indonesia yang bernama Chairil Anwar.

Baca Juga: Puisi-puisi Soe Hok Gie Tak Pernah Mati Ditelan Zaman

Chairil Anwar merupakan salah satu penyair tersohor yang ada di Indonesia. Bahkan, hingga saat ini karya-karyanya masih tetap eksis di dunia syair.

Ada banyak sekali puisi Chairil Anwar yang ada, mulai dari puisi bertemakan persahabatan, perjuangan dan bahkan cinta.

Eits, sebelum membahas lebih jauh mengenai puisi Chairil Anwar, ada baiknya jika kita perlu tahu biografi Chairil Anwar terlebih dahulu.

Baca Juga: Gusdur dan Kata-kata Bijak yang Inspiratif

Chairil Anwar adalah salah satu penyair tersohor yang ada di Indonesia. Dia lahir di Kota Medan, 26 Juli 1922 dan meninggal di usia yang masih sangat muda yakni 26 tahun ada tanggal 28 April 1949 di Jakarta.

Chairil Anwar memiliki nama julukan yaitu Si Binatang Jalang. Adapun puisi Chairil Anwar sebenarnya ada 96 karya. Dan puisi pertamanya dipublikasikan pada tahun 1942, tepat 2 tahun setelah beliau pindah dari Medan ke jakarta.

Kalau merasakan hasil puisi dari beberapa ksrya Chairil Anwar, terdapat nilai perjuangan waktu dia menulis, misalnya tentang kematian, pemberontakan, individualisme dan masih banyak lainnya.

Baca Juga: Karya Puisi Pramoedya yang jarang diketahui

1. AKU BERKACA..

Ini muka penuh luka

Siapa punya?

Ku dengar seru menderu

Dalam hatiku

Apa hanya angin lalu?

Lagi lain pula

Menggelepar tengah malam buta

Ah..!!!

Segala menebal, segala mengental

Segala tak ku kenal..!!!

Selamat tinggal…!!

Baca Juga: Karya Puisi Pramoedya yang jarang diketahui

2. AKU..

Kalau sampai waktuku

Aku mau tak seorang kan merayu

Tidak juga kau

Tak perlu sedan itu

Aku ini binatang jalang

Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku

Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari

Berlari

Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak peduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

 Baca Juga: Kata-kata Bijak Ustad Hanan Attaki sederhana dan menyentuh Hati

3. DIPONEGORO

Di masa pembangunan ini

Tuan hidup kembali

Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti

Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali

Pedang di kanan, keris di kiri

Berselempang semangat yang tak bisa mati

 Baca Juga: Kata-kata Bijak Pram dalam Buku Novel Rumah Kaca

4. KRAWANG-BEKASI

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi

Tidak bisa teriak ‘Merdeka’ dan angkat senjata lagi

Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami

Terbayang kami maju dan mendegap hati?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.

Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa

tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan ati 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan

Tapi adalah kepunyaanmu

Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan,

atau tidak untuk apa-apa

Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata

Kaulah sekarang yang berkata.

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenang lah kami

Teruskan, teruskan jiwa kami

Menjaga Bung Karno

Menjaga Bung Hatta

Menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat

Berikan kami arti

Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenang lah kami

yang tinggal tulang-tulang diliputi debu

Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi

 Baca Juga: Kata-kata Bijak Gus Baha Ulama Muda Karismatik

5. DOA

Kepada pemeluk teguh

Tuhanku

Dalam termangu

Aku masih menyebut namamu

Biar susah sungguh

Mengingat Kau penuh seluruh

Cahaya Mu panas suci

Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

Aku hilang bentuk remuk

Tuhanku

Aku mengembara di negeri asing

Tuhanku

Di pintu Mu aku bisa mengetuk

Aku tidak bisa berpaling

 Baca Juga: Gusdur dan Kata-kata Bijak yang Inspiratif

6. YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS

Kelam dan angin lalu mempesiang diriku

Menggigir juga ruang di mana dia yang ku ingin

Malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu

Di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin

Aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang

Dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu

Tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang

Tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlaku beku

Sepi

Tambah ini menanti jadi mencekik

Memberat mencekung punda

Sampai binasa segala. Belum apa-apa

Udara bertuba. Setan bertampik

Ini sepi terus ada. Dan menanti

Baca Juga: Kata-kata Bijak Ustad Hanan Attaki sederhana dan menyentuh Hati

7. MAJU

Bagimu negeri

Menyediakan api

Punah di atas menghamba

Binasa di atas ditindas

Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai

Jika hidup harus merasai

Maju

Serbu

Serang

Terjang

Baca Juga: Kata-kata Bijak Pram dalam Buku Novel Rumah Kaca 

8. KEPADA KAWAN

Sebelum ajal mendekat dan menghianat

Mencengkam dari belakang ketika kita tidak melihat

Selama masih menggelombang dalam dada darah serta rasa

Belum bertugas kecewa dan gentar belum ada

Tidak lupa tiba-tiba bisa malam membenam

Layar merah berkibar hilang dalam kelam

Kawan, mari kita putuskan kini di sini

Ajal yang menarik kita, juga mencekik diri sendiri

Jadi

Isi gelas sepenuhnya lantas kosongkan

Tembus jelajah dunia ini dan balikkan

Peluk kucup perempuan, tinggalkan kalau merayu

Pilih kuda yang paling liar, pacu laju

Jangan tembatkan pada siang dan malam

Dan

Hancurkan lagi apa yang kau perbuat

Hilang sonder pusaka, sonder kerabat

Tidak minta ampun atas segala dosa

Tidak memberi pamit siapa saja

Jadi

Mari kita putuskan sekali lagi

Ajal yang menarik kita, kan merasa angkasa sepi

Sekali lagi kawan, sebaris lagi

Tikamkan pedangmu hingga ke hulu

Pada siapa yang mengairi kemurnian madu..!!

Baca Juga: Kata-kata Bijak Gus Baha Ulama Muda Karismatik

9. SENJA DI PELABUHAN KECIL

Ini kali tidak ada yang mencari cinta

Di antara gudang, rumah tua, pada cerita

Tiang serta temali

Kapal, perahu tiada berlaut

Menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam

Ada juga kelepak elang menyinggung muram

Desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan

Tidak bergerak dan kini tanah air tidur hilang ombak

Tiada lagi. Aku sendirian.

Berjalan menyisir semenanjung

Masih pengap harap

Sekali tiba di ujung

Dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat

Sedu penghabisan bisa terdekap

Baca Juga: Gusdur dan Kata-kata Bijak yang Inspiratif

10. CERITA BUAT DIEN TAMAELA

Beta Pattirajawane

Yang dijaga datu-datu

Cuma satu

Beta Pattirajawane

Kikisan laut

Berdarah laut

Beta Pattirajawane

Ketika lahir dibawakan

Datu dayung sampan

Beta Pattirajawane, menjaga hutan pala

Beta api di pantai. Siapa mendekat

Tiga kali menyebut beta punya nama

Dalam sunyi malam ganggang menari

Menurut beta punya tifa, pohon pala,

Badan perawan jadi hidup sampai pagi tiba

Mari menari!

Mari beria!

Mari berlupa!

Awas jangan bikin beta marah.***

Editor: Edison T

Tags

Terkini

Terpopuler