Benarkan MSG Bahaya bagi Tubuh? Yuk Simak Fakta Menarik Berikut ini

- 5 Oktober 2022, 19:09 WIB
Benarkan MSG Bahaya bagi Tubuh? Yuk Simak Fakta Menarik Berikut ini/Tuban Bicara
Benarkan MSG Bahaya bagi Tubuh? Yuk Simak Fakta Menarik Berikut ini/Tuban Bicara /Pixabay/Bru-nO /

Penelitian manusia yang ekstensif telah mendukung keamanan MSG dalam penggunaan sehari-hari, diantaranya organisasi seperti FDA, Dewan Urusan Ilmiah Asosiasi Medis Amerika, dan Organisasi Kesehatan Dunia, semuanya telah menyatakan bahwa MSG aman.

Abbey Sharp, ahli diet mengatakan beberapa individu yang mengonsumsi MSG mungkin dapat menyebabkan gejala sementara yang ringan seperti sakit kepala, kemerahan, mengantuk, mati rasa, dan jantung berdebar-debar, tetapi ini hanya diamati pada dosis yang sangat tinggi - 3 gram sekaligus tanpa makanan.

Baca Juga: Rekomendasi 10 Nama Bayi Perempuan perpaduan Arab Islami dan Jawa Sansakerta

Hal tersebut setara dengan minum lebih dari secangkir kecap atau makan sembilan ons Parmesan sekaligus, tanpa makanan lain.

Semua bukti menunjukkan bahwa jumlah MSG yang kita konsumsi melalui makanan tidak menimbulkan efek negatif," kata Dr. Goldberg. Mitos bahwa MSG buruk untuk kamu berasal dari penelitian sains yang dilakukan dengan buruk.

Ide awal dari "sindrom restoran Cina" muncul dari beberapa surat yang diterbitkan dalam The New England Journal of Medicine pada tahun 1960-an, di mana orang-orang mencatat bahwa mereka merasakan gejala aneh setelah makan makanan Cina.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Leo 7 Juli 2022 : Anda Suka Berpetualang Namun Hari ini Anda sedikit Malas dan Lebih Bucin

Para ahli juga mengungkapkan bahwa mitos mengenai MSG yang beracun dapat tersebar dengan mudah, karena MSG sangat terkait dengan masakan etnis.

Tidak pernah dipikirkan apakah gejalanya disebabkan oleh makanan dalam jumlah besar, makanan lain yang dimakan bersamaan dengan makanan atau faktor lain.

Mudah saja menyalahkannya pada masakan budaya, meskipun temuan tersebut termasuk berprasangka buruk. Mitos tentang MSG pada dasarnya, tertanam dalam rasisme masyarakat yang tertanam dalam.

Halaman:

Editor: Muhammad Muchlis Mubaroq

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x