Tentang Haaya Alal Jihad, Gus Baha: Agama Ini Datang Tidak Suka Adu-adu

4 Desember 2020, 22:15 WIB
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang lebih dikenal dengan sebutan Gus Baha. //dok. nu.or.id

 

Tuban Bicara - Belakangan ini viral beberapa video berisi sekelompok orang melantunkan azan dengan membawa senjata tajam dan juga menambahkan bacaan 'hayya alal jihad'.

Fenomena ini membuat mayoritas umat Islam resah serta bertanya-tanya terkait tujuan serta hokum atas azan yang berisi ajakan jihad tersebut.

Baca Juga: Selama Pandemi Covid-19, Ribuan Istri di Bojonegoro Gugat Cerai kepada Suami

Beberapa tokoh dan ulama telah memberikan tanggapan terkait peristiwa itu, salah satunya KH Bahauddin Nursalim atau yang dikenal dengan Gus Baha.  

Gus Baha menuturkan, dahulu, bangsa Indonesia tergerak untuk berjihad saat dijajah oleh Belanda sesuai dengan konteksnya. Hal ini juga terjadi saat peristiwa Resolusi Jihad yang dikeluarkan KH Hasyim Asy'ari sebagai ulama yang berpengaruh dan disegani.  

“Semua itu kan muqtadhal hal (مقتضى الحال) yakni sesuai dengan konteksnya. Kalau dalam keadaan damai, orang juga tidak suka jihad,” tutur Gus Baha saat menjawab pertanyaan seorang jamaah dalam sebuah majelis pengajian di Pondok Pesantren LP3IA, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Rabu 02 Desember 2020 disiarkan melalui saluran Youtube Official LP3IA. Sebagaimana dilansir Tuban Bicara melaui nu.or.id

Baca Juga: Beberapa Manfaat Madu Bagi Kesehatan Tubuh

Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan sebelum melakukan jihad alangkah baiknya memperbanyak refrensi terlebih dahulu sebagai acuan umat islam dalam berjihad.

 “Hukum itu berdasarkan muqtadhal hal (konteks). Maka hukum itu jadi gugur ketika muqtadhal hal itu tidak ada. Di mana-mana jihad itu ada konteksnya,” terangnya.   

Baca Juga: Jelang Pertandingan Liga Indonesia, Kemempora Tinjau Renovasi Stadion Sriwedari Solo

Tetapi di luar konteks jihad, Gus Baha mengimbau umat Islam agar berpegang teguh pada sikap saling mencintai, melengkapi, menghormati, dan saling berdoa 'Allahummahdina fiman hadait' (Ya Allah tunjukkanlah padaku sebagaimana pada mereka yang telah Engkau beri petunjuk).

"Saya mohon, agama ini datang tidak suka adu-adu (pertikaian, red). Jadi yang tukang adu-adu harus tobat karena ancamannya berat. Termasuk contoh adu-adu, menyampaikan perkataan ini untuk membenturkan ini dan ini. Sudahlah, kamu dan kita semua membayangkan ketemu Allah berani tanggung jawab apa tidak?” pinta Gus Baha.  

Baca Juga: 5 Cara membedakan Madu Asli dengan Madu Campuran

Pengasuh Pesantren LP3IA Rembang itu mencontohkan guru-gurunya seperti KH Maimoen Zubair dan ayahandanya KH Nursalim yang selalu berdoa 'allahumma allif baina qulubina wa ashlih dzaata bainina' dengan harapan agar hubungan selalu di antara sesama baik-baik saja.  

“Jadi, kalau ingin Indonesia damai, semua wali, yang bukan wali, apalagi menjabat, harus berdoa. Yang bisa mendamaikan hanyalah kehendak Allah, kita tidak bisa, karena itu sudah sunnatullah,” harapnya.***
 

Editor: Imam Sarozi

Sumber: nu.or.id

Tags

Terkini

Terpopuler