Usai AS Terdeteksi Kirim Pesawat Mata-mata, Ketegangan Laut Natuna Utara Kembali Meletus

- 17 Desember 2020, 10:39 WIB
Usai AS Terdeteksi Kirim Pesawat Mata-mata, Ketegangan Laut Natuna Utara Kembali Meletus
Usai AS Terdeteksi Kirim Pesawat Mata-mata, Ketegangan Laut Natuna Utara Kembali Meletus /ANTARA

Tuban Bicara - Ketegangan di Laut Natuna Utara (lebih umum disebut Laut China Selatan) kembali meletus setelah Amerika Serikat (AS) terdeteksi mengirim pesawat mata-mata militer ke zona wilayah pertahanan udara China.

Hal diungkapkan oleh lembaga think tank pelacak penerbangan South China Sea Probing Initiative yang berbasis di Beijing.

South China Sea Probing Initiative mengatakan sebuah pesawat U-2S milik AS lepas landas dari Korea Selatan dan lewat di dekat pantai timur China.

Baca Juga: Emil Salim Jelaskan Pesan Soeharto ke Tiap Menterinya: Musuh Besar Pejabat adalah Harta Tahta Wanita

Menurut laporan Newsweek, pesawat tersebut pada satu titik lewat dalam jarak sekitar 51 mil dari pantai China.

South China Sea Probing Initiative sebagai lembaga pemikir Laut China Selatan mengatakan pesawat ini bukan pertama kalinya AS menerbangkan pesawat U-2 ke wilayah udara Beijing yang mengalami sengketa.

Dalam akun Twitternya, lembaga itu menyebutkan pesawat mata-mata AS terbang di wilayah timur China pada 10 Desember 2020.

Baca Juga: 3 Kali Cerai, Mantan Suami Ketiga Ungkap Alasan Cerai dengan Kalina Ocktaranny

"USAF U-2A (# AE0961) beroperasi di #EastChinaSea (Laut Timur China), 10 Des," tulis @SCS_PI.

"Sebelumnya pada bulan Agustus, sebuah (pesawat,red) U-2 pernah terbang ke zona larangan terbang yang sebelumnya dideklarasikan, di mana PLA melakukan latihan militer tembakan langsung," kata lembaga itu dalam cuitannya.

Mengutip Express, pesawat Lockheed U-2 yang juga dikenal sebagai 'Dragon Lady', telah dioperasikan oleh Angkatan Udara AS selama 65 tahun. Pesawat terbang pertama kali pada tahun 1955.

Baca Juga: ILC Dicutipanjangkan, Komedian Dedi Gumelar: Bisa Membuat Kemiskinan Baru bagi Kru

Meski usianya sudah lama, pesawat U-2 memiliki desain modular, yang berarti dapat dilengkapi dengan teknologi baru untuk memastikannya dapat menjalankan misi modern.

Pihak produsen Lockheed mengatakan pesawat U-2 memiliki peran 'intelijen, pengawasan, dan pengintaian' dan dapat beroperasi di ketinggian hingga 70.000 kaki, sebagaimana dikabarkan pikiran-rakyat.com dalam artikelnya yang berjudul Ketegangan Laut Natuna Utara Meletus Lagi, Pesawat Mata-Mata AS Kedapatan Terbang di Wilayah China.

Pada bulan Oktober, South China Sea Probing Initiative mengatakan bahwa AS mengirim antara tiga hingga lima pesawat militer ke Laut China Selatan setiap hari.

Baca Juga: Tanggapi Karni Ilyas Soal ILC Berhenti Tayang, Ini Kata Budayawan Sujiwo Tejo

Hingga saat ini, belum ada tanggapan China terkait pengiriman pesawat mata-mata milik AS tersebut.

Hubungan AS dan China diketahui semakin memburuk sepanjang tahun 2020. Kedua negara berselisih mulai dari perang dagang, teknologi, Laut China Selatan hingga pandemi virus corona.***

 

Editor: M Anas Mahfudhi

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah