Puisi Sajak Sebatang Lisong Karya W.S. Rendra

- 16 Januari 2021, 15:27 WIB
Ilustrasi puisi.
Ilustrasi puisi. /Pixabay/congerdesign

delapan juta kanak kanak
menghadapi satu jalan panjang
tanpa pilihan
tanpa pepohonan
tanpa dangau persinggahan
tanpa ada bayangan ujungny

menghisap udara
yang disemprot deodorant
aku melihat sarjana sarjana menganggur
berpeluh di jalan raya
aku melihat wanita bunting
antri uang pensiunan

Baca Juga: Puisi Hai, Ma! Karya W.S. Rendra

dan di langit
para teknokrat berkata :

bahwa bangsa kita adalah malas
bahwa bangsa mesti dibangun
mesti di up-grade
disesuaikan dengan teknologi yang diimpor

gunung gunung menjulang
langit pesta warna di dalam senjakala
dan aku melihat
protes protes yang terpendam
terhimpit di bawah tilam

aku bertanya
tetapi pertanyaanku
membentur jidat penyair penyair salon
yang bersajak tentang anggur dan rembulan
sementara ketidak adilan terjadi disampingnya
dan delapan juta kanak kanak tanpa pendidikan
termangu mangu di kaki dewi kesenian

Baca Juga: Puisi Hai, Ma! Karya W.S. Rendra

bunga bunga bangsa tahun depan
berkunang kunang pandang matanya
di bawah iklan berlampu neon
berjuta juta harapan ibu dan bapak
menjadi gemalau suara yang kacau
menjadi karang di bawah muka samodra
kita mesti berhenti membeli rumus rumus asing
diktat diktat hanya boleh memberi metode
tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan
kita mesti keluar ke jalan raya
keluar ke desa desa
mencatat sendiri semua gejala
dan menghayati persoalan yang nyata

inilah sajakku
pamplet masa darurat
apakah artinya kesenian
bila terpisah dari derita lingkungan
apakah artinya berpikir
bila terpisah dari masalah kehidupan

Halaman:

Editor: Edison T


Tags

Terkait

Terkini

x