Jelang Puncak Musim Hujan, BNPB Himbau Masyarakat untuk Waspada

- 13 Desember 2020, 17:51 WIB
Kepala BNPB Doni Monardo (baju oranye) meninjau lokasi terdampak pascabanjir di Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (11/12). (Komunikasi Kebencanaan BNPB/Danung Arifin)
Kepala BNPB Doni Monardo (baju oranye) meninjau lokasi terdampak pascabanjir di Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (11/12). (Komunikasi Kebencanaan BNPB/Danung Arifin) /

 

Tuban Bicara - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan siap siaga terhadap potensi bencana hidrometeorologi, khususnya jelang puncak musim hujan pada Januari hingga Februari 2021.

Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada 8 Desember 2020 lalu menyebutkan, anomali iklim La Nina terpantau masih berlangsung di Samudera Pasifik dengan intensitas level "moderat".

“Suhu muka laut Samudera Pasifik bagian tengah daerah Nino 3.4 menunjukkan anomali sebesar -1.4°C, sehingga perkembangan saat ini menunjukkan Intensitas La Nina moderat yang diprediksi akan mencapai puncaknya pada periode Januari – Maret 2021, dan kemudian akan melemah pada bulan Mei 2021,” ujar Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal dalam rilis 8 Desember 2020 lalu. Dikutip Tubanbicara dari laman resmi bnpb.go.id. (13/12).

Baca Juga: Sadar dengan manfaat buah jeruk? Cek 11 Fakta yang Wajib Kamu Ketahui

Baca Juga: Sempat Berpacaran 4 Tahun, Deddy Corbuzier Ungkap Alasan Putus dengan Agnez Mo: Kita Sama-sama Sibuk

Herizal menambahkan, musim hujan di sebagian besar wilayah di Indonesia diprediksikan akan berlangsung hingga bulan April 2021.

“Puncak musim hujan 2020/2021 diprediksikan untuk sebagian besar wilayah akan terjadi pada bulan Januari – Februari 2021 yang umumnya bertepatan dengan puncak Monsun Asia,” imbuhnya.

Pada September 2020 lalu, BNPB melalui Deputi Bidang Pencegahan Lilik Kurniawan memberikan arahan kepada pemerintah daerah untuk melakukan koordinasi secara berkala dengan dinas terkait dan aparatur kabupaten dan kota di daerah setempat.

“Melakukan penyebarluasan informasi peringatan dini bahaya banjir, banjir bandang dan tanah longsor kepada masyarakat, khususnya yang bermukim di wilayah yang berisiko tinggi,” ujar Lilik melalui surat yang dikirimkan kepada 27 kepala pelaksana badan penanggulangan bencana di tingkat provinsi pada Rabu, 23 September 2020 lalu.

Baca Juga: 7 Latihan sederhana Tubuh Bagian Atas, Buat Sehat dan Percaya Diri

Baca Juga: 8 Latihan Dada Paling Efektif yang Harus Kamu Coba

Langkah selanjutnya untuk meningkatkan kesiapsiagaan dengan melakukan sosialisasi dan edukasi terkait potensi pencegahan banjir, banjir bandang dan tanah longsor dengan media elektronik dan media sosial, khususnya di tengah pandemi Covid-19.

"Melaksanakan kegiatan pencegahan dan kesiapsiagaan dengan tetap menjalankan protokol Kesehatan dan peraturan lain yang telah dikeluarkan pemerintah dalam percepatan penanganan Covid-19 seperti jaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun,” tutur Lilik.

Kemudian, arahan selanjutnya yaitu mengaktivasi rencana kontinjensi menjadi rencana operasi dan dimutakhirkan dengan situasi terkini serta pengaktifan pos komando (posko) penanganan darurat bencana. Melalui aplikasi berbasis teknologi informasi, InaRISK personal, kita dapat melihat ancaman bahaya di sekitar kita.

Baca Juga: Kamu sakit kepala??? Lakukan 9 Yoga asana Efektif yang Membantu Meredakannya

Baca Juga: Refly Harun Tanggapi Pernyataan Luhut Soal Jokowi dan Sejumlah Menteri yang Tak Mau Disuntik Vaksin

BNPB mencatat total jumlah kejadian bencana per 11 Desember 2020 mencapai 2.779 kejadian. Dari jumlah tersebut, bencana hidrometeorologi dominan dibandingkan jenis bencana lain.

Tercatat bencana banjir mencapai 1.015 kejadian, disusul angin puting beliung 842, tanah longsor 535 dan kekeringan 29. Bencana masih berpotensi terjadi mengingat saat ini masih berlangsung musim hujan yang dipengaruhi fenomena La Nina.

Editor: Imam Sarozi

Sumber: bnpb.go.id


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x