Bolehkah Umat Islam Mempelajari tafsir Mimpi? Berikut Penjelasanya

- 10 Februari 2021, 08:45 WIB
Bolehkah Umat Islam Mempelajari tafsir Mimpi
Bolehkah Umat Islam Mempelajari tafsir Mimpi /Pexels/snapwire

Baca Juga: Tanggapi Peringatan Maulid Nabi di Pekalongan, Ganjar : Acara Terpaksa Ditunda Lagi

Ketentuan ini seperti yang dijelaskan oleh Ibnu al-Jauzi:
وَأَصْدَقُ الرُّؤْيَا: رُؤْيَا الْأَسْحَارِ، فَإِنَّهُ وَقْتُ النُّزُولِ الْإِلَهِيِّ، وَاقْتِرَابِ الرَّحْمَةِ وَالْمَغْفِرَةِ، وَسُكُونِ الشَّيَاطِينِ، وَعَكْسُهُ رُؤْيَا الْعَتْمَةِ، عِنْدَ انْتِشَارِ الشَّيَاطِينِ وَالْأَرْوَاحِ الشَّيْطَانِيَّةِ

“Mimpi yang paling benar adalah di waktu sahur, sebab waktu tersebut adalah waktu turunnya (isyarat) ketuhanan, dekat dengan rahmat dan ampunan, serta waktu diamnya setan. Kebalikannya adalah mimpi di waktu petang (awal waktu malam)” (Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Madarij as-Salikin, juz 1, hal. 76).

Baca Juga: Tanggapi Peringatan Maulid Nabi di Pekalongan, Ganjar : Acara Terpaksa Ditunda Lagi

Memiliki kemampuan untuk memahami arti dari mimpi termasuk salah satu bentuk keistimewaan. Hal ini salah satunya dibuktikan dari pemberian keistimewaan mampu menafsirkan mimpi dari Allah kepada Nabi Yusuf.

Dengan demikian, mempelajari ilmu tentang tafsir mimpi bukanlah hal yang terlarang. Bahkan oleh sebagian ulama ilmu ini dimasukkan dalam kategori ilmu syariat. Salah satu yang berpandangan demikian adalah antropolog terkemuka Muslim, Ibnu Khaldun. Berikut pandangan beliau tentang ilmu tafsir mimpi:

“Ilmu Tafsir Mimpi. Ilmu ini merupakan bagian dari ilmu syariat dan merupakan ilmu yang baru dalam agama tatkala ilmu-ilmu dijadikan sebuah pekerjaan dan manusia menuliskan tentang ilmu. Sedangkan mimpi dan tafsir mimpi sebenarnya telah wujud di zaman salaf (terdahulu) seperti halnya juga wujud di zaman khalaf (masa kini) (Ibnu Khaldun, Muqaddimah Ibnu Khaldun, hal. 288).

Baca Juga: Alasan PP Muhammadiyah Sebut Orang yang Bertemu Nabi Tidak Perlu Disampaikan Ke Publik

Selain itu, sebagai bentuk apresiasi, Islam menganjurkan agar seseorang berusaha mencari makna atau tafsir dari mimpi yang dialami, sebab dalam sebuah mimpi terdapat pengetahuan tentang hal-hal gaib yang tidak dapat dijangkau oleh panca indra manusia.***

Halaman:

Editor: M Anas Mahfudhi

Sumber: islam.nu.or.id


Tags

Terkait

Terkini

x