Tuban Bicara - Ancaman akan terjadi Perang Dunia III di Asia Selatan semakin tinggi menyusul adanya laporan bahwa China dan Pakistan telah membentuk aliansi untuk melawan India dalam sengketa perbatasan.
China dan Pakistan memiliki sengketa perbatasan yang panas dengan India. Tahun lalu pemerintah India melucuti wilayah sengketa Kashmir, yang juga diklaim Pakistan.
Mengutip Express, antara tahun 1954 hingga 2019, bagian yang dikuasai India dari Kashmir yang mayoritas Muslim telah memegang otonomi substansial dari pemerintah pusat di New Delhi.
Baca Juga: Suaminya Diisukan Selingkuh, Istri Arya Saloka Akhirnya Buka Suara
Tindakan tersebut membuat marah Pakistan dan menyebabkan gelombang protes kekerasan di seluruh Kashmir.
Pada November lalu, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan di Twitter menyebut wilayah Gilgit-Baltistan sebagai provinsi kelima Pakistan.
Tapi India menganggap wilayah yang berbatasan dengan Kashmir itu sebagai wilayahnya, dan telah diduduki secara ilegal oleh Pakistan.
Baca Juga: Ada Campur Tangan Negara Amerika Dibalik Kepulangan Habib Rizieq, Benarkah? Ini Penjelasan Mahfud MD
Aliansi China-Pakistan
Menurut seorang pakar akademisi terkemuka, ide penyebutan wilayah Gilgit-Baltistan kemungkinan besar datang dari China sebagai sarana pengamanan investasi mereka.
Selama beberapa tahun terakhir China telah menginvestasikan 70 miliar dolar AS ke dalam infrastruktur di Pakistan sebagai bagian dari 'Belt and Roads initiative’ yang ambisius.
Baca Juga: Saksi Kunci Belum Ditemukan, Perbedaan Saksi 2 Versi Jadi Misteri yang Harus Dikuak
Ini akan membuat China berinvestasi di hampir 70 negara sebagai bagian dari upayanya untuk mengendalikan rute perdagangan utama dan meningkatkan kekuatan politik dan ekonominya.
Kawasan Gilgit-Baltistan memainkan peran penting dalam bagian skema ini yang melintasi Pakistan hingga Laut Arab.
Dalam sebuah wawancara dengan Vice News, seorang profesor studi keamanan di Universitas Georgetown, berpendapat bahwa integrasi penuh Pakistan Gilgit-Baltistan adalah masalah keamanan nasional bagi Beijing.
Baca Juga: Tak Sangka Ada yang Salahkan Jokowi, Habib Husin: Coba HRS koperatif, Mereka Tidak Akan Tewas
"Ini adalah ide Tiongkok," kata dia.
“Mereka (Tiongkok,red) juga akan mengatakan bahwa akan melakukan investasi besar-besaran di wilayah yang pada dasarnya diperebutkan, mereka ingin status ini diselesaikan,” kata profesor itu.
Sengketa antara India dengan China dan Pakistan
Selama setahun terakhir, diketahui telah terjadi bentrokan perbatasan yang mematikan di sepanjang perbatasan India dengan China dan Pakistan.
Baca Juga: Terkonfirmasi! Berikut Sejumlah Fakta Terbaru Mengenai Kasus Dugaan Korupsi Edhy Prabowo
Pada 20 Juni 2020 lalu, 20 tentara India tewas dalam pertempuran tangan kosong dengan pasukan China di wilayah sengketa di Ladakh Timur.
Dikarenakan senjata api dilarang di dekat perbatasan itu, kedua belah pihak bertarung dengan alat besi, pentungan yang dibungkus dengan kawat berduri dan batu.
Menyusul bentrokan itu, sejumlah aplikasi China, termasuk TikTok, dilarang di India.
Baca Juga: Keras! Pengamat Politik Australia Anggap Pemerintahan Jokowi Represif Terhadap Kaum Islamis
Pada November lalu, pertempuran mematikan terjadi di sepanjang perbatasan antara India dan Pakistan.
Pada 13 November saja lima tentara dan enam warga sipil tewas di pihak India, sementara satu tentara dan lima warga sipil di pihak Pakistan tewas.
Jumlah bentrokan kekerasan telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dimana India dan Pakistan melakukan serangan bom ke wilayah yang dikuasai satu sama lain pada tahun 2019.
Baca Juga: Cetak Rekor Baru! Jokowi Jadi Presiden Pertama Punya Anak dan Menantu Wali Kota
India dan Pakistan telah berperang sebanyak tiga kali untuk memperebutkan wilayah sengketa Kashmir sejak awal kemerdekaan kedua Negara.
Artikel ini pernah diterbitkan pikiran-rakyat.com dalam judul ‘Ancaman Perang Dunia III Meletus, China dan Pakistan Bentuk Aliansi Baru untuk Melawan India’.***