Puisi Asmaradana Karya Goenawan Muhammad

- 23 Februari 2021, 19:30 WIB
Ilustrasi Puisi.
Ilustrasi Puisi. /Pixabay

Puisi ASMARADANA

Ia dengar kepak sayap kelelawar dan guyur sisa hujan dari daun,

karena angin pada kemuning. Ia dengar resah kuda serta langkah

pedati ketika langit bersih kembali menampakkan bimasakti,

yang jauh. Tapi di antara mereka berdua, tidak adayang berkata-kata.

 

Lalu ia ucapkan perpisahan itu, kematian itu. Ia melihat peta,

nasib, perjalanan dan sebuah peperangan yang tak semuanya disebutkan.

Baca Juga: Puisi Nota untuk Umur 49 Karya Goenawan Muhammad

Lalu ia tahu perempuan itu tak akan menangis. Sebab bila esok

Halaman:

Editor: Edison T


Tags

Terkait

Terkini

x