TUBANBICARA.com- Adipati Rangkasbitung merupakan seseorang yang sangat kejam yang menindas rakyatnya sendiri, hingga WS. Rendra menyebutnya dengan 'Tokek' di dalam sebuah puisinya.
Pada masa itu kehidupan rakyat kecil sangat memilukan. Betapa kejamnya penjajahan di pulau jawa khususnya Lebak Banten.
Inilah fakta sejarah, dimana rakyat sahaya yang hanya menjadi obyek penderita seonggok kekuasaan oleh bupati-nya sendiri (Adipati Rangkas Bitung).
Dilansir oleh Tubanbicara.com dari sebuah buku Ws. Rendra yang berjudul "Orang-orang Rangkas Bitung", untuk membagikan sebuah puisi karya Ws. Rendra dengan judul 'Tokek & Adipati Rangkasbitung'.
Yangmana puisi ini merupakan kritik Rendra terhadap penindasan rakyat yang dilakukan oleh Adipati-nya sendiri.
Tokek dan Adipati Rangkasbitung
Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek Ada tokek
Lho!
Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek Ada tokek
Walah, walah!
Baca Juga: Berita Tim dan head to head Liverpool vs Real Madrid, Prediksi final Liga Champions 2022
Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek Ada tokek
Awas! Awas!
Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek Ada tokek
Awas! Waspada! Siaga! Siaaap!
Aku Adipati Lebak, Rangkasbitung.
Muncul dari masa lalu.
Dari zaman Multatuli, dan Saijah dan Adinda.
Sudah sepuluh tahun kembali menjelma
di lain kota.
Baca Juga: Contoh Teks Khutbah Jum'at: Toleransi, Keadilan Dalam Islam Oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc
Aku duduk di atas harta dan kehormatan.
Tak terjamah. Dijaga. Dilindungi….
Ternyata aku adalah kebenaran.
Dulu benar. Sekarang pun benar.
Siapa menggugat aku, sengsara nasibnya.
Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek Ada tokek
Kurang ajar!
Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek Ada tokek
Bangsat, sial!
Kenapa tiba-tiba ada tokek?
Apakah ia ingin martabak yang lagi aku makan?
Apakah ia ingin berenang di dalam sup?
Apakah ia ingin tidur di lemari pakaianku?
Hati-hati! Apakah ia tokek atau buaya?
Awas! Jaga kursiku!
Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek Ada tokek
Baca Juga: Teks Pidato kekinian dengan Tema Ghibah : Cocok Untuk semua Kalangan terkhusus Kaum Hawa.
Kunci pintu!
Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek Ada tokek
Kunci jendela juga!
Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek Ada tokek
Awas! Awas!
Anjing dan bodyguard sudah aku siapkan.
Ada hal yang aneh di pagi secerah ini.
Kenapa ada tokek?
Bau harum apa ini? Aneh!
Apakah tokek memakai parfum?....
Aku bisa menerima burung-burung
Aku bisa memahami kupu-kupu
Aku terharu oleh bunga-bunga.
Biarlah seribu bunga mekar bersama.
Biarlah burung-burung bernyanyi beraneka.
Tapi apa ini: tokek!
Ada tokek. Rangkasbitung. Ada tokek. Rangkasbitung.
Gila!
Ada tokek. Rangkasbitung. Ada tokek. Rangkasbitung.
Syaitan!
Ada tokek. Rangkasbitung. Ada tokek. Rangkasbitung.
Hati-hati! Siaaaap!
Bunyikan sirine!
Nyalakan lampu merah tanda bahaya!
Kunci semua laci!
Singkirkan uang ke luar negeri!
Siapkan dengan segera tata buku dua versi!
Awas! Ada tokek!
Kenapa ada tokek Rangkasbitung
hinggap di rusuk rumahku?
Siapkan gas airmata!
Siapkan buldoser dan panser!
Tokek bisa muncul dari sudut-sudut gelap
Tokek bisa menyambar dari mega.
Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek Ada tokek
Shut-up! – masakan ada tokek di lapangan golf.
Ada tokek. Rangkasbitung. Ada tokek. Rangkasbitung.
Syaitan! Aku fitnah, modar, sia!
Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek Ada tokek
Naif! Naif! Naif!
Kenapa selalu ada mahluk goblok yang mengganggu tidur siangku.
Naif! Naif! Naif!
Sampai kemana sih, dayamu?
Dengan satu maklumat kamu bisa terlarang.
Dengan satu cap kamu bisa terbuang.
Kenapa kamu tempuh juga usahamu yang sia-sia
Naif! Naif! Naif!
Tokek sialan! Penciumanmu sudah tumpul!
Baca Juga: Contoh Teks Khutbah Jum'at : Cara Mensyukuri Hari Pancasila oleh Ustad Dr. Syafiq Riza Basalamah
Tidak tahu bau wangi uang kertas
yang baru keluar dari bank!
Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek Ada tokek
Walah-walah. Lemes aku jadinya.
Segala milikku ini,
yang dengan mudah aku dapatkan,
ternyata sulit aku hitung,
ternyata sulit aku jaga.
Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek. Ada tokek Ada tokek
Astaga! Bungkam mulutnya!
Ada tokek. Rangkasbitung. Ada tokek. Rangkasbitung.
Sialan! Gusur! Gusur! Gusur!
Ada tokek dalam hati. Ada tokek dalam hati
Modar, sia! Tembak! Modar, sial!
Bojong Gede, 19 Nopember 1990