Puisi Alam sedang Berdandan Karya Kuntowijoyo

18 Maret 2021, 13:00 WIB
Ilustrasi Puisi Alam sedang Berdandan Karya Kuntowijoyo. /PIXABAY/Carola68

Tuban Bicara - Kuntowijoyo merupakan sastrawan yang lahir di Sanden, Bantul, Yogyakarta pada 18 September 1943.

Ia mendapatkan pendidikan formal keagamaan di Madrasah Ibtidaiyah di Ngawonggo, Klaten.

Setelah itu melanjutkan sekolah di Klaten (SMP) dan Solo (SMA), melanjutkan studi pendidikan diperguruan tinggi Universitas Gadjah Mada dan lulus menjadi sarjana sejarah pada tahun 1969.

Baca Juga: Puisi Pemandangan Senja Karya Kuntowijoyo

Baca Juga: Puisi Wayang Karya Ajib Rosidi

Gelar MA diperoleh dari Universitas Connecticut, Amerika Serikat pada tahun 1974, yang disusul dengan gelar Ph.D Ilmu Sejarah dari Universitas Columbia pada tahun 1980, dengan disertasi tentang sejarah Madura yang berjudul Social Change in an Agrarian Society: Madura 1850-1940.

Disertasinya sudah diterjemahkan dan diterbitkan dengan judul Perubahan Sosial dalam Masyarakat Agraris: Madura 1850-1940.

Sejak duduk di kelas SMA Ia sudah banyak membaca karya sastra baik karya penulis Indonesia maupun luar negeri seperti Karl May, Charles Dickens, dan Anton Chekov.

Baca Juga: Berita Terbaru, 3 Dari 4 Orang India Percaya Dengan Antibodi yang Berkembang Setelah Dosis Covid Pertama

Pada 1964 ia menulis novel pertamanya yang berjudul Kereta Api yang Berangkat Pagi Hari, yang kemudian dimuat sebagai cerita bersambung di harian Djihad tahun 1966.

Pada 1968, cerpennya yang berjudul Dilarang mencintai Bunga-bunga  memperoleh hadiah pertama dari majalah Sastra.

Beginilah beberapa karya Puisi Kuntowijoyo yang bisa anda baca.

Baca Juga: Singgung Keras Rencana Impor 1 Juta Ton Beras, Rocky Gerung: Korupsi di Dalam Kebijakan

Puisi Alam Sedang Berdandan

Tangan yang tak nampak

Menjentikkan kasih ke pohonan

Semi di cabang-cabang

Adapun di rumputan

Seribu warna jambon

Memberikan madunya

Pada lebah dan kupu-kupu

 

Wahai yang menghias diri di air sungai

Simpanlah senja di bawah batu-batu

Angsa putih ingin mencelupkan bulu

Menuai ikan-ikanmu

 

Perawan mencuci mukanya

Masih tertinggal wangi kulitnya di permukaan

Ketika burung mandi dan menyanyi

 

Terdengar bagai engkau bangkit kembali

Tangan yang tak nampak

Mendandani.

Baca Juga: Puisi Pemandangan Senja Karya Kuntowijoyo

Demikian karya Puisi Kuntowijoyo yang bisa anda jadikan refrensi dan perenungan dal belajar menulis puisi.***

Editor: Edison T

Tags

Terkini

Terpopuler