Pentingnya Menjaga Minat Menulis Anak, Psikolog: Menulis Manual Bisa Latih Otot Tangan

3 Desember 2020, 21:43 WIB
Ilustrasi menulis /Pexels/

 

Tuban Bicara - Kemampuan menulis harus diasah sejak dini dan salah satunya bisa dibiasakan dengan sering membaca.

Analis Pelaksana Kurikulum Pendidikan, Direktorat Sekolah Dasar Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Lanny Anggraini berpendapat melalui membaca, maka akan semakin banyak informasi yang didapatkan sebagai bahan atau ide dalam menulis.

"Membaca bisa memberikan informasi yang banyak dan dituangkan dalam menulis. Tidak bisa menulis kalau tidak bisa membaca," ujar dia dalam webinar, "Pentingnya Menjaga Minat Menulis Anak", Kamis, 3 Desember 2020.

Baca Juga: Beredar Vidio di Klub Malam, Serdy Ephy Terancam Terkena Sanksi

Hal senada diungkapkan Psikolog anak Marcelina Melisa. Menulis membutuhkan ide dan sumbernya bisa berasal dari apa yang dibaca. Pada anak yang baru belajar menulis, dia perlu membaca atau mengetahui huruf atau angka yang akan dia tulis.

"Diawali bentuk huruf atau angka yang mau tidak mau dibaca, huruf 'a' seperti apa bentuknya, 'b' seperti apa. Dengan membaca, maka membantu anak menulis untuk mengeluarkan ide, imajinasi mereka," tuturnya. Dilansir Tuban Bicara dari antaranews.com.

Melisa mengatakan, sembari mengajarkan membaca, orang tua bisa mulai mengajari anak menulis sejak usianya tiga tahun atau saat dia sudah mampu menggenggam benda secara stabil.

Baca Juga: Bawaslu Jatim, Pengawas Pilkada Rapid Test Demi Sukseskan Pilkada

"Krayon dianjurkan karena besar dan digenggam. Digenggam lima jari tidak apa-apa kalau masih kecil, lalu ajari anak menggenggam tiga jari. Tulis coretan, lalu buat garis vertikal dan horizontal, lalu garis patah, lengkung, buat geometri sederhana semisal kotak segitiga, lingkaran, sampai usia 5 tahun masih terus latihan," katanya.

Lalu di masa sekarang ini saat teknologi berkembang pesat, mengajari anak menulis manual masih menjadi keharusan. Salah satu alasannya, bisa sekaligus melatih kontrol tangan dan otot tangannya.

Baca Juga: Menpora RI Buka Internasional Virtual Wushu Championship Seri  ke-2

"Kalau di-gadget sudah ada keyboard, anak tinggal memencet saja. Mau tekanan banyak sedikit terketik hurufnya, anak tidak genggam pensil atau melatih guratan garis di kertas. Sedangkan kalau anak mencatat di buku tulis menggunakan alat tulis dan kertas sehingga melatih otot tangan, memori otot tangan, kontrol tangan," pungkasnya.

Melisa mengingatkan, seperti halnya kegiatan belajar pada umumnya, menulis juga harus dibuat menyenangkan. Selain krayon berwarna-warni, orang tua juga bisa memanfaatkan semacam glitter atau manik-manik penuh warna atau hal lain yang merangsang semangat anak menulis.

Pentingnya menulis manual ditunjukkan studi yang dilakukan Profesor Audrey van der Meer pada tahun 2017. Dalam studinya, dia, menggunakan teknologi Electroencephalography (EEG) untuk merekam dan melacak aktivitas gelombang otak saat anak melakukan kegiatan mengetik dan menulis dengan pena di atas buku tulis.

Baca Juga: KH Said Aqil Siroj Jalani Perawatan Covid-19, Begini Kondisinya

Hasil studi memperlihatkan, otak anak-anak lebih aktif jika menulis dengan pena ketimbang keyboard, dan tulisan tangan memberikan otak lebih banyak ruang untuk mengingat.

Selain itu, menulis manual aman dari paparan radiasi yang biasanya didapatkan saat menggunakan gawai sekaligus tak terganggu hambatan teknis semisal koneksi internet yang bisa menganggu suasana hati anak saat belajar.

Editor: Imam Sarozi

Sumber: Antaranews.com

Tags

Terkini

Terpopuler