Tuban Bicara - Permasalahan pelik yang terjadi di dalam tubuh Demokrat hingga menghasilkan dua kubu antara AHY dan Moeldoko turut disorot oleh Ketua DPP Barikade Gus Dur Priyo Sambadha.
Namun, dalam cuitan yang diunggahnya di akun media sosial Twitter pribadinya tersebut, Priyo Sambadha tampaknya tidak menyoroti tentang KLB versi Moeldoko, melainkan ia lebih mengkritisi Demokrat kubu AHY.
Pernyataan Priyo Sambadha yang mengkritisi Demokrat kubu AHY tersebut bukan tanpa alasan, hal itu disampaikannya setelah melihat pendiri Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam konferensi pers kubu AHY sebelumnya.
Baca Juga: Sebut Kasus Asabri Berjalan Sebagai Tipikor dan Tidak Bisa di Tawar Lagi, Mahfud MD: Bukan Perdata!
Dalam konferpensi pers tersebut, SBY mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah merusak atau bahkan mengganggu partai lain ketika dirinya menjabat sebagai Presiden.
Seperti diketahui, kisruh Demokrat kian memanas setelah gelaran KLB yang diinisiasi sejumlah kader dan mantan kader Demokrat terlaksana pada Jumat, 5 Maret lalu meskipun banyak ditentang dan KLB tersebut disebut ilegal, namun dalam KLB tersebut menghasilkan nama Moeldoko sebagai pimpinan baru Demokrat.
Sebagaimana diberitakan dalam artikel "Priyo Sambadha Ingatkan Soal PKB yang Dirusak Pemerintahan SBY: Politisi itu Panjang Akal Tapi Pendek Ingatan", namun jejak digital berkata lain, saat SBY menjabat sebagai Presiden, pernah terjadi dualisme di tubuh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) antara kubu Gus Dur dengan Muhaimin Iskandar.
Baca Juga: Soroti Wacana Masa Jabatan Presiden 3 Periode, Mardani Ali Sera: Bertentangan dengan Reformasi
Kemudian pemerintahan SBY saat itu membiarkan hal tersebut terjadi dan akhirnya mengesahkan PKB versi Muhaimin Iskandar.
Hal itulah yang membuat Barikade Gus Dur menjadi berang, bahkan Priyo Sambadha melalui akun Twitter pribadinya menegaskan bahwa politisi itu biasanya panjang akal tapi pendek ingatan.
"Politisi itu biasanya panjang akal tapi pendek ingatan," tulis Priyo Sambadha, dikutip, Senin 15 Maret 2021.
Politisi itu biasanya panjang akal tapi pendek ingatan.— Priyo Sambadha ???????? (@PSambadha) March 14, 2021
Baca Juga: Soal KLB Demokrat 2021, Kemenhum HAM Diminta Objektif
Tak hanya itu, mantan ajudan Presiden ke-4 ini juga menjelaskan setelah PKB diambil paksa pemerintahan, kubu Gus Dur pernah membentuk partai baru namun dihadang oleh Kementerian Hukum dan Ham (Kemenkumham).
"Tahun 2008 setelah PKB diambil paksa, partai baru kami PKBN dihadang di Kemenkumham, dinyatakan tidak lolos verifikasi sebagai Parpol," ujar Priyo Sambadha.
Bahkan ketika PKBN dihadang oleh Kemenkumham, massa Gus Dur ini melakukan merger dengan PIB dan merubah namanya menjadi PKBIB. Namun tetap saja mereka kembali dihadang.
Baca Juga: Tiba-Tiba Elektabilitasnya Meroket 2 Kali Lipat, Begini Kata Kang Ridwan Kamil
PKBIB ini dinyatakan tidak lolos sebagai peserta pemilu oleh Komisioner Pemilihan Umum (KPU) yang beberapa komisionernya merupakan pengurus Partai Demokrat era SBY.
"Lalu PKBN merger dengan PIB (PKBIB) dinyatakan (lagi) tidak lolos sebagai peserta pemilu oleh KPU yang beberapa komisionernya kemudian jadi pengurus PD," katanya.
Dari penjelasan Priyo Sambadha tersebut publik semakin mengetahui bahwa saat SBY menjabat sebagai Presiden, dirinya memang pernah mengganggu Partai lain.
Thn 2008 setelah PKB diambil paksa, partai baru kami PKBN dihadang di Kemenkumham, dinyatakan tidak lolos verifikasi sbg Parpol. Lalu PKBN merger dgn PIB (PKBIB) dinyatakan (lagi) tidak lolos sbg peserta pemilu oleh KPU yg bbrp komisionernya kmd jadi pengurus PD. Kebetulankah? pic.twitter.com/V3o398gKkj— Priyo Sambadha ???????? (@PSambadha) March 14, 2021
***