Salim Said pun kembali menegaskan pandangannya bila SBY saat menjadi Presiden tidak melulu karena Partai Demokrat.
Selain itu, tambah Salim Said, tidak mungkin logikanya SBY mewariskan kekuasan itu kepada putranya dengan harapan mengulangi kesuksesan.
"Jadi tidak perlu ditakutkan. Bahkan ada yang mengatakan Partai Demokrat on the way out, exit. Kalau begitu kenapa Moeldoko mau terlibat disitu?" katanya.
Salim Said menilai, kekisruhan di internal partai politik pernah terjadi di PDI. Bedanya, kisruh PDI kala itu antara kader internal.
"Yang menarik Pak Moeldoko bukan orang Partai Demokrat. Kini posisi Moeldoko ada di posisi penting sebagai KSP (Kepala Staf Presiden)," tuturnya.
Prof Salim Said juga turut menyinggung pernyataan Presiden Jokowi yang sempat menyampaikan bila kekisruhan Demokrat ini masalah internal.
"Kan Pak Moeldoko bukan internal Demokrat? Beliau itu adalah pejabat tinggi di sekitar Presiden. Ini semua menurut saya tidak mudah merumuskan apa yang sebenarnya terjadi.
"Kalau kita tidak mengerti elemen-elemen ini, faktor ini, faktor itu, sulit kita mengambil keputusan," katanya.