Akibat Kritik Menkes Terawan, dr. Tirta Dapat Kecaman dari Alumni Kedokteran Hingga dicap 'kadrun'

21 Desember 2020, 05:30 WIB
DOKTER Tirta Mandira Hudhi dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. /Kolase instagram.com/@dr.tirta dan ANTARA

 

Tuban BicaraDokter Tirta Mandira Hudhiinfluencer yang tengah naik daun memang cukup keras menyuarakan kritik sepanjang pandemi Covid-19.

Sebagai tenaga medis, relawan sekaligus pengusaha, dr. Tirta merasakan bagaimana terseok-seoknya masyarakat kecil, UMKM, dan stresnya nakes selama pandemi Covid-19.

Dokter Tirta tegas mengkritik Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang tak tanggap menghadapi pandemi Covid-19, sekalipun keduanya satu almamater.

"Sebenarnya pak Terawan itu senior saya di UGM," kata Tirta dikutip dari kanal YouTube Karni Ilyas Club pada Minggu 20 Desember 2020.

Baca Juga: [UPDATE] Kasus Covid-19 Baru 6.982 dan Sembuh 5.551 pasien, Minggu (20/12)

Baca Juga: Dua Orang Anggota Polri Tertusuk Amankan Aksi 1812, Yusri: kita akan kejar sampai dapat pelakunya

Sebagaimana diterbitkan Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Sempat Kritik Keras Menkes Terawan, dr. Tirta Mengaku Dapat Kecaman dari Alumni KedokteranIa mengaku mendapat serangan dari para alumni se-almamaternya gara-gara mengkritik Menkes terawan.

"Pada waktu saya mengkritik beliau, di tanggal 23 Maret, uwaah.. junior UGM tuh marah ke saya beberapa," ujar Tirta.

"Saya dianggap enggak sopan dan kawan-kawannya," kata dia menambahkan.

Baca Juga: Kemenag: Melalui Pertanian Pesantren Bisa Tumbuhkan Ekonomi Masyarakat

Dokter Tirta mengakui kalau kritikannya kala itu cukup 'kasar'. Menyadari hal tersebut, ia langsung meminta maaf kepada pihak Kementerian Kesehatan.

Ia meminta maaf melalui Juru Bicara Penanganan Covid-19 sekaligus Dirjen P2P Kemenkes, Achmad Yurianto.

Namun, respon Ahmad Yurianto ternyata tak seperti yang dibayangkannya.

"Akhirnya ketemu sama pak Yuri, 'Enggak papa, anak muda'. Beliau ngerti gitu," ujarnya.

Sayangnya, dr. Tirta tetap dicap 'kadrun' alias kadal gurun oleh netizen gara-gara mengkritik pemerintah.

"Saya bilang, 'Pak Terawan ini senior. Di negara mana pun, yang ber-statement mengenai penanganan Covid itu adalah menkes dan jubirnya," kata dia.

Baca Juga: Kemenag: Melalui Pertanian Pesantren Bisa Tumbuhkan Ekonomi Masyarakat

Baca Juga: Satgas Covid-19 Keluarkan Surat Edaran Prokes Bagi Pelaku Perjalanan Libur Natal dan Tahun Baru

"Maka saya sangat senang ketika pak Yuri di depan," ujarnya menegaskan.

Menurutnya, komunikasi publik dari tim penanganan Covid-19 di Indonesia makin babak belur setelah para pejabat Kemenkes mulai disingkirkan.

"Ketika pak Yuri turun, itu awal mula kita kacau balau jubirnya," kata dia.

Pada Maret 2020, dr. Tirta mengkritik Kemenkes karena narasi komunikasinya buruk.

"Karena kayak Jerman, New Zealand, Aussie, Jepang, even US dan China itu yang ngomong selalu menkes," ucapnya.

"Ketika yang ngomong itu menkes atau IDI, itu rakyat lebih tenang," kata dia.

Baca Juga: Presiden Jokowi Apresiasi Dua Ilmuwan Indonesia Peroleh Pengakuan Dunia di Bidang Ilmu Pengetahuan

Baca Juga: Tanggapi Peringatan Maulid Nabi di Pekalongan, Ganjar : Acara Terpaksa Ditunda Lagi

"Nah, sekarang kita lihat, yang ngomong vaksin itu dominasinya kalau enggak pak Luhut, pak Erick Thohir. Yang ngomong pesawat, protokol, Budi Karya, Menhub," ujarnya.

"Bahkan, ketika pengumuman status Covid pertama kali di awal Maret, itu yang ngomong bukan menkes, pak Jokowi," ucap dr. Tirta menjelaskan.

Inilah yang menjadi awal mula hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap penanganan Covid-19, menurut dr. Tirta.

"Nah, inilah yang hilang trust issue. Kalau pak Terawan tidak menenangkan publik, trust issue-nya menurun," tuturnya menyimpulkan.*** (Mahbub Ridhoo Maulaa/Pikiran-Rakyat.com)

 

Editor: Imam Sarozi

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler