Puisi Dingin Tak Tercatat Karya Goenawan Muhammad

- 23 Februari 2021, 16:30 WIB
Ilustrasi Puisi.
Ilustrasi Puisi. /Pixabay/ Lolame/

Tuban Bicara - Goenawan Soesatyo Mohamad atau yang lebih dikenal dengan Goenawan Mohamad adalah seorang jurnalis dan sastrawan yang kritis dan berwawasan luas.

Tulisan Goenawan banyak mengangkat tema HAM, agama, demokrasi, dan korupsi banyak dimuat dimedia-media cetak dan online.

Ketika duduk di kelas VI SD, Goenawan mengaku menyenangi acara puisi siaran RRI.

Baca Juga: Puisi Nota untuk Umur 49 Karya Goenawan Muhammad

Kemudian, kakaknya yang dokter (Kartono Mohamad, mantan Ketua Umum PB IDI) saat itu berlangganan majalah Kisah, asuhan H. B. Jassin.

Goenawan sendiri mulai menulis sejak berusia 17 tahun, dan dua tahun kemudian menerjemahkan puisi penyair wanita Amerika, Emily Dickinson.

Ia pernah menjadi Nieman fellow di Universitas Harvard dan menerima penghargaan Louis Lyons Award untuk kategori Consience in Journalism dari Nieman Foundation, 1997.

Baca Juga: Puisi Nota untuk Umur 49 Karya Goenawan Muhammad

Secara teratur, selain menulis kolom Catatan Pinggir untuk Majalah Tempo, ia juga menulis kolom untuk harian Mainichi Shimbun (Tokyo).

Beginilah diantara beberapa karya Puisi Goenawan Muhammad.

Puisi DINGIN TAK TERCATAT

Dingin tak tercatat

pada termometer

Kota hanya basah

Angin sepanjang sungai

mengusir, tapi kita tetap saja

di sana. Seakan-akan

gerimis raib

dan cahaya berenang

mempermainkan warna.

Tuhan, kenapa kita bisa

bahagia?

1971

Baca Juga: Puisi Nota untuk Umur 49 Karya Goenawan Muhammad

Begitulah karya Puisi Goenawan Muhammad, semoga bermanfaat bagi kalian semua yang baru belajar menulis puisi.***

Editor: Edison T


Tags

Terkait

Terkini

x