Puisi Penumpang Terakhir Karya Joko Pinurbo

- 8 Februari 2021, 07:00 WIB
Ilustrasi Puisi Penumpang Terakhir Karya Joko Pinurbo.
Ilustrasi Puisi Penumpang Terakhir Karya Joko Pinurbo. /Pixabay/congerdesign

Baru separuh jalan, nafas bang becak sudah ngos-ngosan,
batuknya mengamuk, pandang matanya berkunang-kunang,
aduh kasihan. “Biar gantian saya yang menggenjot, Pak.
Bapak duduk manis saja, pura-pura jadi penumpang.”

Mati-matian aku mengayuh becak tua itu menuju kuburan,
sementara si abang becak tertidur nyaman, bahkan mungkin
bermimpi, di dalam becaknya sendiri.

Sampai di kuburan aku berseru bangun dong pak,
tapi tuan penumpang diam saja, malah makin pulas tidurnya.
Aku tak tahu apakah bunga yang kubawa akan kutaburkan
di atas makam nenek moyangku atau di atas tubuh
bang becak yang kesepian itu.
(2002)

Baca Juga: Lirik dan Chord Kunci Gitar Thomas Arya Tangisan Tak Bersuara

Demikian itu puisi karya Joko Pinurbo, semoga menginspirasi hidup kamu dan memotivasi untuk selalu belajar menulis puisi.***

Halaman:

Editor: Edison T


Tags

Terkait

Terkini

x