Puisi Anak Seorang Perempuan Karya Joko Pinurbo

- 6 Februari 2021, 19:27 WIB
Ilustrasi Puisi.
Ilustrasi Puisi. /pixabay.com/ThoughtCatalog

Dan ketika seorang teman penyair iseng-iseng bertanya apakah saya ini buah cinta sejati atau cinta birahi, hasil hubungan terang atau hubungan gelap, saya menganggap dia bukanlah pernyair cerdas.

Justru Ibu yang bukan penyair pernah bertanya, "Kau, penyairku, apakah kau tahu pasti asal-usul benih yang tumbuh dalam kata-katamu?"

Sudah ada beberapa lelaki misterius yang mengaku-ngaku sebagai ayah saya. Masing-masing menyatakan perihal cintanya yang tulus kepada wanita yang kemudian melahirkan saya.

Baca Juga: Puisi Mata Air Karya Joko Pinurbo

Mereka juga merasa bangga terhadap saya. Sayang, saya tak membutuhkan pahlawan kesiangan. Lagi pula, saya lebih suka membiarkan diri saya tetap menjadi milik rahasia.

Kini ibu saya yang cerdas terbaring sakit. Kondisi tubuhnya makin hari makin lemah. Dalam sakitnya ia sering minta dibacakan sajak-sajak saya dan kadang ia mendengarkannya dengan mata berkaca-kaca.

Baca Juga: Puisi Mata Air Karya Joko Pinurbo

Entah mengapa, beberapa saat sebelum beliau wafat saya sempat lancang bertanya: saya ini sebenarnya anak siapa? Saya bayangkan ibu yang penyayang itu akan hancur hatinya.

Tapi, sambil mengelus kepala saya, ia menjawab hangat: "Anak seorang perempuan!"
(2002)

Demikian itu puisi karya Joko Pinurbo, semoga menginspirasi hidup kamu dan memotivasi untuk selalu belajar menulis puisi.***

Halaman:

Editor: Edison T


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x