Puisi Tikus Karya Joko Pinurbo

- 6 Februari 2021, 19:36 WIB
Ilustrasi puisi.
Ilustrasi puisi. /Pixabay.com/Counselling

Selain itu ia juga gemar menggunakan pencitraan yang kelihatannya klise yang jarang ditemukan dalam puisi Indonesia, misalnya pengacuannya pada objek-objek yang biasa ditemukan sehari-hari seperti sarung, telepon genggam, kamar mandi, celana panjang, merupakan ciri khas dari karya-karya Joko Pinurbo.

Baca Juga: Puisi Rendezvaus Karya Joko Pinurbo

Selain puisi, Joko Pinurbo juga menulis esai. Karya-karyanya dipublikasikan di berbagai majalah dan surat kabar antara lain Horison, Basis, Kalam, Citra Yogya, Jurnal Puisi, Mutiara, Suara Pembaruan, Media Indonesia, Republika, Kompas, dan Bernas.

Beginilah beberapa puisi karya Joko Pinurbo.

Puisi TIKUS

Banyak orang begitu jijik dan benci pada tikus, tapi perempuan lajang yang tinggal sendirian di rumahnya yang besar itu justru merasa tentram bersahabat dengan tikus-tikus yang mencericit terus tiada hentinya. Entah berapa tikus berumah di rumahnya. Dan setiap hari ada saja tikus mati, lalu dengan sedih ia buang ke selokan.

Baca Juga: Puisi Anak Seorang Perempuan Karya Joko Pinurbo

Sebelum tidur, sambil mengantuk, ia sempatkan membaca buku Hidup Bahagia bersama Tikus sementara konser tikus berlangsung terus sampai jauh malam, juga ketika ia sudah nyenyak bermimpi bertemu kekasih yang selama ini ia sembunyikan dalam ingatan.

Malam itu ia tidur berselimutkan sarung cap tikus, dan ada tikus besar dari kuburan mondar-mandir di sekitar tubuhnya, mengendus-endus sakitnya. Saat bangun ia menjerit mendapatkan tikus-tikus mati berkaparan di ranjang. Sialan, kau dapat cericitnya, aku bangkainya!
(2002)

Baca Juga: Puisi Anak Seorang Perempuan Karya Joko Pinurbo

Halaman:

Editor: Edison T


Tags

Terkait

Terkini

x