Puisi Perempuan Pulang Pagi Karya Joko Pinurbo

- 9 Februari 2021, 14:23 WIB
Ilustrasi puisi.
Ilustrasi puisi. /PIXABAY/Carola68

Selain itu ia juga gemar menggunakan pencitraan yang kelihatannya klise yang jarang ditemukan dalam puisi Indonesia, misalnya pengacuannya pada objek-objek yang biasa ditemukan sehari-hari seperti sarung, telepon genggam, kamar mandi, celana panjang, merupakan ciri khas dari karya-karya Joko Pinurbo.

Baca Juga: Puisi Mampir Karya Joko Pinurbo

Selain puisi, Joko Pinurbo juga menulis esai. Karya-karyanya dipublikasikan di berbagai majalah dan surat kabar antara lain Horison, Basis, Kalam, Citra Yogya, Jurnal Puisi, Mutiara, Suara Pembaruan, Media Indonesia, Republika, Kompas, dan Bernas.

Beginilah beberapa puisi karya Joko Pinurbo.

Puisi PEREMPUAN PULANG PAGI
untuk kartu pos S

Rumah yang ditinggalkan semalaman masih menyala
terang benderang, sebab ia ingin setiap orang
yang lewat di depannya bilang: “Lihat, perempuan kita
masih mencangkung di depan jendela, menghadap langit,
menghadap waktu, menghadap usia.

Baca Juga: Puisi Penumpang Terakhir Karya Joko Pinurbo

Ia pulang dinihari sehabis hujan dan angin pergi.
Ia tendang pintu yang pura-pura membisu.
Dan kepada cermin yang bergoyang di pojok ruangan
ia bicara: “Tadi selusin lelaki mau menciumku,
tapi kuterkam saja dengan geramku,
semuanya lari tunggang langgang.”

Ia pulang dinihari ketika bulan belum mau pergi.
Ia menyanyi, ia menari, dan sambil berlenggok
masuk ke kamar, gemetar melihat seseoerang
sedang mendengkur dengan gempar.
“Bukankah kau yang semalam kucumbu di kuburan?
Sialan. Ternyata kau mendahuluiku terkapar
di ranjang yang tak lama lagi akan terbakar.”

Lantas ia berhias dan bergegas ke sebuah cemas.
“Kau istirahat dulu ya, mayat. Santai-santai saja di sini.
Aku ada dinas sebentar ke rumah sakit jiwa. Kalau nanti
terbangun dan takut sendirian, teleponlah aku secepatnya.”
(1997)

Halaman:

Editor: Edison T


Tags

Terkait

Terkini