Tuban Bicara - Siapa yang tidak kenal dengan Kyai satu ini, seorang penyair, novelis, pelukis, budayawan dan cendekiawan muslim, dia telah memberi warna baru pada peta perjalanan kehidupan sosial dan politik para ulama.
Ia kiyai yang bersahaja, bukan kiyai yang ambisius. Ia kiyai pembelajar bagi para ulama dan umat.
Pengasuh Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin, Rembang, Jawa Tengah.
Baca Juga: Puisi Bagimu Karya Gus Mus
KH Achmad Mustofa Bisri, akrab dipanggil Gus Mus, Lahir di Rembang, Jawa Tengah, 10 Agustus 1944, dari keluarga santri.
Kakeknya, Kyai Mustofa Bisri adalah seorang ulama. Demikian pula ayahnya, KH Bisri Mustofa, yang tahun 1941 mendirikan Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin, adalah seorang ulama karismatik termasyur.
Ia dididik orangtuanya dengan keras apalagi jika menyangkut prinsip-prinsip agama.
Baca Juga: Puisi Bila Ku Titipkan Karya Gus Mus
Namun, pendidikan dasar dan menengahnya terbilang kacau. Setamat sekolah dasar tahun 1956, ia melanjut ke sekolah tsanawiyah.
Baru setahun di tsanawiyah, ia keluar, lalu masuk Pesantren Lirboyo, Kediri selama dua tahun. Kemudian pindah lagi ke Pesantren Krapyak, Yogyakarta.
Di Yogyakarta, ia diasuh oleh KH Ali Maksum selama hampur tiga tahun. Ia lalu kembali ke Rembang untuk mengaji langsung diasuh ayahnya.
Baca Juga: Puisi Cinta Ibu Karya Gus Mus
Banyak karya puisi yang populer ditulisnya, sehingga para santri dan masyarakatnya memberikan gelar untuk dia seorang Kiai sekaligus Penyair, berikut ini karya puisi Gus Mus.
Puisi Andai Kata
andaikata kupunya
tak hanya
lengan lunglai
tempat kita meletakkan kalah
andaikata kupunya
tak hanya
pangkuan landai
tempat kita merebahkan resah
andaikata kupunya
tak hanya
dada luka
tempat kita menyandarkan duka
andaikata kupunya
tak hanya
tangan kelu
tempat kita menggenggam pilu
Baca Juga: Puisi Bagimu Karya Gus Mus
andaikata kupunya
tak hanya
kata-kata dusta
penyeka airmata
andaikata kupunya
tak hanya
telinga renta
penampung derita
andaikata
kupunya
tak hanya
andaikata
Baca Juga: Puisi Bagimu Karya Gus Mus
Demikin karya puisi Gus Mus, semoga bermanfaat bagi kalian semua dan menambah semangat untuk menulis puisi.***