Puisi Pada Sebuah Pulau Karya Goenawan Muhammad

21 Februari 2021, 22:00 WIB
Ilustrasi puisi. /Pixabay.com/Counselling

Tuban Bicara - Goenawan Soesatyo Mohamad atau yang lebih dikenal dengan Goenawan Mohamad adalah seorang jurnalis dan sastrawan yang kritis dan berwawasan luas.

Tulisan Goenawan banyak mengangkat tema HAM, agama, demokrasi, dan korupsi banyak dimuat dimedia-media cetak dan online.

Ketika duduk di kelas VI SD, Goenawan mengaku menyenangi acara puisi siaran RRI.

Baca Juga: Puisi Nuh Karya Goenawan Muhammad

Kemudian, kakaknya yang dokter (Kartono Mohamad, mantan Ketua Umum PB IDI) saat itu berlangganan majalah Kisah, asuhan H. B. Jassin.

Goenawan sendiri mulai menulis sejak berusia 17 tahun, dan dua tahun kemudian menerjemahkan puisi penyair wanita Amerika, Emily Dickinson.

Ia pernah menjadi Nieman fellow di Universitas Harvard dan menerima penghargaan Louis Lyons Award untuk kategori Consience in Journalism dari Nieman Foundation, 1997.

Baca Juga: Puisi Perjalanan Malam Karya Goenawan Muhammad

Secara teratur, selain menulis kolom Catatan Pinggir untuk Majalah Tempo, ia juga menulis kolom untuk harian Mainichi Shimbun (Tokyo).

Beginilah diantara beberapa karya Puisi Goenawan Muhammad.

Puisi PADA SEBUAH PULAU

Badai hanya pulang gema, di sini, seperti ratap pulau

dari karang-karang kambria

yang gelap.

 

Pantai mengangakan rahang, menelan waktu

yang datang bertubuhkan

gelombang

Baca Juga: Puisi Nuh Karya Goenawan Muhammad

Tanah melulur

ekulaptus.

Sejarah menembus.

 

Pada batukapur tua ia menyusun sember itu – yang akhirnya tak ada

Beratus tahun kemudian ia pun kembali,

jejak, kerak, sisa, tanda: fana, barangkali tak fana

1994

Begitulah karya Puisi Goenawan Muhammad, semoga bermanfaat bagi kalian semua yang baru belajar menulis puisi.***

Editor: Edison T

Tags

Terkini

Terpopuler