Puisi Aun San Suu Kyi Karya Goenawan Muhammad

20 Februari 2021, 22:00 WIB
Ilustrasi puisi. /Pixabay.com/Thought Catalog

Tuban Bicara - Goenawan Soesatyo Mohamad atau yang lebih dikenal dengan Goenawan Mohamad adalah seorang jurnalis dan sastrawan yang kritis dan berwawasan luas.

Tulisan Goenawan banyak mengangkat tema HAM, agama, demokrasi, dan korupsi banyak dimuat dimedia-media cetak dan online.

Ketika duduk di kelas VI SD, Goenawan mengaku menyenangi acara puisi siaran RRI.

Baca Juga: Puisi Teleskop Karya Goenawan Muhammad

Kemudian, kakaknya yang dokter (Kartono Mohamad, mantan Ketua Umum PB IDI) saat itu berlangganan majalah Kisah, asuhan H. B. Jassin.

Goenawan sendiri mulai menulis sejak berusia 17 tahun, dan dua tahun kemudian menerjemahkan puisi penyair wanita Amerika, Emily Dickinson.

Ia pernah menjadi Nieman fellow di Universitas Harvard dan menerima penghargaan Louis Lyons Award untuk kategori Consience in Journalism dari Nieman Foundation, 1997.

Baca Juga: Puisi Ana Bunga Karya Sutardji Calzoum Bachri

Secara teratur, selain menulis kolom Catatan Pinggir untuk Majalah Tempo, ia juga menulis kolom untuk harian Mainichi Shimbun (Tokyo).

Beginilah diantara beberapa karya Puisi Goenawan Muhammad.

Puisi Aung San Suu Kyi

Seseorang akan bebas dan akan selalu sehijau kemarau

Seseorang akan bebas dan sehitam asam musim hujan

Seseorang akan bebas dan akan lariatau letih

Dan langit akan sedikit dan bintang beralih

Dan antara tiang tujuh bendera dan pucuk pucatpagoda

Seseorang akan bebas dan sorga akantak ada

Baca Juga: Puisi Teleskop Karya Goenawan Muhammad

Tapi barangkali seseorang akan bebas dan memandangi tandan yang terjulai

tandan di pohon saputangan, tandan di tebing jalan ke Mandalay

1996-1997

Begitulah karya Puisi Goenawan Muhammad, semoga bermanfaat bagi kalian semua yang baru belajar menulis puisi.***

Editor: Edison T

Tags

Terkini

Terpopuler