Puisi LA NOCHE DE LAS PALABRAS (EL DIARIO DE MEDELLIN) Karya Sutardji Calzoum Bachri

20 Februari 2021, 16:08 WIB
Ilustrasi puisi. /PIXABAY/Carola68

 

Tuban Bicara - Nama Sutardji Calzoum Bachri sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia, perihal kemampuan laksana rajawali di langit, paus di laut yang bergelombang, kucing yang mencabik-cabik.

Tidak berhenti di situ, bahkan dia telah menerobos perihal Kata, baik makna, jenis, bentuk hingga tata bahasanya demi menciptakan karya-karya yang terbebas dari belenggu atau aturan-aturan.

Sutardji Calzoum Bachri terlahir sebagai anak kelima dari sebelas bersaudara yang dilahirkan di daerah Rengat, Indragiri Hulu pada 24 Juni 1941.

Baca Juga: Puisi Senja di Desa Karya Sitor Situmorang

Terlahir sebagai putra dari pasangan Muhammad Bachri dan May Calzoum.

Sang ayah berasal dari Prembun, Kutoarjo, Jawa Tengah sedangkan ibunya berasal dari Tanbelan, Riau.

Setelah tamat SMA bung Tardji (sapaan akrab Sutardji Calzoum Bachri) sempat melanjutkan studinya hingga tingkat doktoral di Fakultas Sosial Politik Jurusan Administrasi Negara, Universitas Padjadjaran, Bandung.

Baca Juga: Puisi Senja di Desa Karya Sitor Situmorang

Pada masa studinya di bandung itu ia mencoba merintis kesastraannya dengan mulai menulis di beberapa surat kabar.

Sajak-sajaknya pun sempat dimuat dalam majalah Horison dan Budaya Jaya serta ruang kebudayaan Sinar Harapan dan Berita Buana.

Pada kisaran tahun 1974 ia mengikuti Poetry Reading International di Rotterdam.

Baca Juga: Puisi Jalan Batu Ke Danau Karya Sitor Situmorang

Kemudian, dilanjutkan dengan mengikuti seminar International Writing Program di Iowa City, Amerika Serikat dari Oktober 1974 sampai April 1975.

Sutardji menikah dengan Mariham Linda pada tahun 1982 dan dikaruniai seorang anak perempuan bernama Mila Seraiwangi.

Sajak-sajak Sutardji Calzoum Bachri adalah karya sastra yang mengusung konsep kata yang hendak dibebaskan dari kungkungan pengertian.

Baca Juga: Puisi Paul Eluard Karya Sitor Situmorang

Bung Tardji seolah ingin mengembalikan kata pada fungsi seperti dalam mantra.

Kalimat dalam karyanya tidaklah beraturan dan itu merupakan ciri khasnya yang membuat kehidupan Sastra di Indonesia menjadi lebih segar.

Melalui Sajak-sajaknya tersebut Sutardji mencoba memperlihatkan dirinya sebagai pembaharu perpuisian Indonesia.

Baca Juga: Puisi Paris La-Nuit Karya Sitor Situmorang

Keunikan Sutardi dalam bersastra bukan hanya pada sajak-sajaknya saja, penampilannya di atas panggung pun menarik perhatian semua orang.

Pada sebagian besar penampilannya, ia selalu tampil dengan menunjukan sebuah atraksi dan membawa harmonika kesayangannya.

PUISI LA NOCHE DE LAS PALABRAS (EL DIARIO DE MEDELLIN)

Oleh : Sutardji Calzoum Bachri

 

Di cafe jalanan Noventa Y Sieta, Medellin, Columbia
kami mengepung bulan
dan mereka yang mendengarkan puisi kami
mencoba menaklukkan bulan dengan cara mereka
berkomplot dengan anggur daun cerbeza
bersekongkol dengan gadisgadis
memancing bulan dengan keluasan dada
Musim panas
Menjulang di Medelin
menampilkan sutera
di keharibaan malam cuaca
ratusan para lilin
menyandar di pundak malam
mengucap
menyebutnyebut cahaya
sambil mencoba
memahami takdir di wajah-wajah usia
kami para penyair
meneruskan zikir kami

Baca Juga: Puisi Luka Karya Sutardji Calzoum Bachri
-palabras palabras palabras palabras–
–kata kata kata kata —
semakin kental mengucap
cahaya pun memadat
sampai kami bisa buat
sesuka kami atas padat cahaya
lantas bulan kesurupan
kesadaran kami meninggi
bulan turun pada kami
dan kami mengatasi bulan
sampailah kami pada kerajaan kata-kata
jika kami membilang ayah
ia juga ayah kata-kata
jika kami menyebut hari
juga harinya kata-kata
jika kami mengucap diri
pastilah juga diri kata kata
Di cafe jalanan Medellin

Baca Juga: Puisi Mantera oleh Sutardji Calzoum Bachri

purnama jatuh
kata-kata menjadi kami
kami menjadi kata kata.***

 

Editor: Edison T

Tags

Terkini

Terpopuler