Puisi Pesan Ruth pada tiap perawan Karya Sitor Situmorang

15 Februari 2021, 14:43 WIB
Ilustrasi puisi. /Pixabay/congerdesign

Tuban Bicara - Siapa yang tidak kenal dengan penulis handal dimasanya, dia adalah Sitor Situmorang Lahir 21 Oktober 1924 di Harianboho, Tapanuli Utara, Sumatera Utara.

Pendidikannya: HIS di Balige dan Sibolga, MULO di Tarutung, dan AMS di Jakarta. Ia memperdalam studi sinematografi di Los Angeles, California, Amerika Serikat (1956-1957).

Bermukim di Singapura (1942), Amsterdam (1950-1951), Paris (1952-1953). Sejak 1984 dia tinggal di Leiden dan Den Haag, Belanda.

Baca Juga: Puisi Catatan 1961 Tersisa Karya Sitor Situmorang

Dimasa kemerdekaan Indonesia, dia menjadi wartawan Suara Nasional (1945), Waspada (1947), Berita Nasional, dan Warta Dunia.

Dia pun pernah menjadi pegawai Jawatan Kebudayaan Departermen P&K, dosen Akademi Teater Nasional Indonesia, ketua Lembaga Kebudayaan Nasional Indonesia (1959-1965), anggota Dewan Nasional, anggota Dewan Perancang Nasonal, anggota MPRS, dan anggota Badan Pertimbangan Ilmu Pengetahuan Departermen Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (1961-1962).

Beberapa karya Bukun yang sudah diterbitkan: Pertempuran dan Salju di Paris (1956) kumpulan cerita pendek; mendapat Hadiah Sastra Nasional BMKN untuk prosa yang terbit tahun 1955-1956.

Baca Juga: Puisi Catatan 1961 Tersisa Karya Sitor Situmorang

Peta Perjalanan (1976) kumpulan sajak; mendapat Hadiah Puisi Dewan Kesenian Jakarta tahun 1978 untuk buku puisi yang terbit tahun 1976-1977.

Sitor menulis puisi, cerita pendek, esei, lakon dan menerjemahkan beberapa karya sastra asing. Dia pun menulis puisi dalam bahasa asing.

Beginilah beberapa karya Puisi Sitor Situmorang yang populer.

Baca Juga: Puisi Catatan 1961 Tersisa Karya Sitor Situmorang

Puisi PESAN RUTH PADA TIAP PERAWAN

Ke mana kau pergi, ke sana aku pergi,

Di mana kau tinggal, di sana aku tinggal

Bangsamu akan menjadi bangsaku,

Tuhanmu akan menjadi Tuhanku.

 

Aku daging dari dagingmu, Hidup

seia-sekata, dalam suka dan duka,

Tetap bersama kecuali ajal memisah –

Ku-iakan Tuanku, demi perintah Allah.

 Baca Juga: Puisi Catatan 1961 Tersisa Karya Sitor Situmorang

Hujan dan matahari, musim akan

berganti. Kasihku akan kekal.

Siang dan malam, tahun-tahun pun

berganti. Rambutku saja yang berubah.

 

Harta? Lihatlah burung di langit

Tak kurang suatu apa. Padanya

Tuhan tak lupa. Pandanglah bunga,

tumbuh di ladang. Demikianlah kita,

dari kasih Allah akan dapat pahala.

Baca Juga: Puisi Catatan 1961 Tersisa Karya Sitor Situmorang

Demikian lah karya puisi sitor situmorang, semoga bermanfaat bagi kalian semua dan memberikan motivasi untuk selalu semangat menulis puisi.***

Editor: Edison T

Tags

Terkini

Terpopuler