Puisi Akhirnya Karya Gus Mus

24 Januari 2021, 13:36 WIB
Ilustrasi puisi. /Pixabay

Tuban Bicara - Siapa yang tidak kenal dengan Kyai satu ini, seorang penyair, novelis, pelukis, budayawan dan cendekiawan muslim, dia telah memberi warna baru pada peta perjalanan kehidupan sosial dan politik para ulama.

Ia kiyai yang bersahaja, bukan kiyai yang ambisius. Ia kiyai pembelajar bagi para ulama dan umat. Pengasuh Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin, Rembang, Jawa Tengah.

KH Achmad Mustofa Bisri, akrab dipanggil Gus Mus, Lahir di Rembang, Jawa Tengah, 10 Agustus 1944, dari keluarga santri.

Baca Juga: Puisi Aku Merindukanmu, O, Muhammadku Karya Gus Mus

Kakeknya, Kyai Mustofa Bisri adalah seorang ulama. Demikian pula ayahnya, KH Bisri Mustofa, yang tahun 1941 mendirikan Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin, adalah seorang ulama karismatik termasyur.

Ia dididik orangtuanya dengan keras apalagi jika menyangkut prinsip-prinsip agama.

Namun, pendidikan dasar dan menengahnya terbilang kacau. Setamat sekolah dasar tahun 1956, ia melanjut ke sekolah tsanawiyah.

Baca Juga: Puisi Aku tak akan Memperindah kata-kata Karya Gus Mus

Baru setahun di tsanawiyah, ia keluar, lalu masuk Pesantren Lirboyo, Kediri selama dua tahun.

Kemudian pindah lagi ke Pesantren Krapyak, Yogyakarta. Di Yogyakarta, ia diasuh oleh KH Ali Maksum selama hampur tiga tahun.

Ia lalu kembali ke Rembang untuk mengaji langsung diasuh ayahnya.

Baca Juga: Puisi Aku Merindukanmu, O, Muhammadku Karya Gus Mus

Banyak karya puisi yang populer ditulisnya, sehingga para santri dan masyarakatnya memberikan gelar untuk dia seorang Kiai sekaligus Penyair, berikut ini karya puisi Gus Mus.

Puisi Akhirnya

akhirnya api keserakahan kalian

membakar hutan belukar dan dendam

asapnya menyesakkan napas

berjuta-juta manuasia

memedihkan mata mereka

 Baca Juga: Puisi Aku Merindukanmu, O, Muhammadku Karya Gus Mus

akhirnya kalian harus memetik hasil

dari apa yang kalian ajarkan

ribuan orang kini telah pandai

meniru kalian menjarah apa saja

yang tersisa dari sehabis jarahan kalian

beberapa tokoh sudah pandai meniru kalian

menyembunyikan gombal kepentingan

dalam retorika yang dimanis-maniskan

 Baca Juga: Puisi Aku Merindukanmu, O, Muhammadku Karya Gus Mus

akhirnya kalian harus membayar

kemerdekaan dan kedamaian

yang selama ini kalian curi dari kami

kepercayaan yang selama ini

kalian lecehkan

Demikin karya puisi Gus Mus, semoga bermanfaat bagi kalian semua dan menambah semangat untuk menulis puisi.***

Editor: Edison T

Tags

Terkini

Terpopuler