Karya Puisi Mahmoud Darwish Penyair dari Arab

15 Januari 2021, 14:26 WIB
ILUSTRASI Karya Puisi Mahmoud Darwish Penyair dari Arab/Pixabay/anapaula_feriani/ /

Tuban Bicara - Sejarah sastra di dunia begitu pesat dalam peradaban manusia, tak terkeculai dengan Negara Arab yang melahirkan banyak sastrawan dan penyair Arab hebat dimasanya.

Puisi-puisi yang dilahirkan dari penyair Arab memiliki ciri khas tersendiri. Banyak dari mereka menggunakan diksi alam yang menyentuh, membuat puisinya terasa lebih hidup dan dekat kepada pembaca.

Diksi atau pilihan kata merupakan kekayaan tersendiri bagi penyair. Dengan menggunakan diksi tertentu akan melahirkan efek metafora yang kuat. Alam atau lingkungan seringkali dipilih sebagai diksi dalam puisi.

Baca Juga: Karya Puisi Sujiwo Tejo Hujan Deras

Mahmoud Darwish mengalami masa-masa penentuan di Palestina. Kata pengantar buatan Mohammad Shaheen mengutip pengakuan Mahmoud Darwish semasa bocah di sengketa bersejarah Palestina-Israel.

Mahmoud lahir di Palestina, 1941. Pada 1948, ia dan keluarga menjadi pengungsi, bergerak ke Lebanon.

Di situasi sulit akibat politik, Mahmoud Darwish menempuhi pendidikan dengan segala represi dan diskriminasi.

Pada saat bertumbuh dewasa, ia sudah bersuara nasib dan negeri. Mahmoud Darwish mulai terbiasa masuk-keluar penjara.

Baca Juga: Karya Puisi Sujiwo Tejo Pada Sebuah Ranjang

Berikut karya Puisi Mahmoud Darwish

Aku Tidak Minta Maaf Kepada Sumur Itu

Aku tidak minta maaf kepada sumur itu waktu aku melewatinya,
Aku pinjam dari pohon cemara tua itu sebuah awan
dan meremasnya seperti jeruk, lalu menunggu seekor gazel
putih dan legendaris. Dan kuperintahkan hatiku untuk bersabar:

Bersikap netrallah seolah kau bukan bagian diriku! Di sini
para penggembala baik itu berdiri dan mengeluarkan
suling mereka, lalu membujuk burung puyuh gunung masuk
ke dalam jerat. Dan di sini aku pasang pelana ke kuda untuk terbang menuju

planet-planetku, lalu terbang. Dan di sini para pendeta perempuan
mengingatkanku: Hati-hatilah dengan jalan aspal dan mobil
dan melangkahlah dalam hembusan nafasmu. Di sini
kusantaikan bayanganku dan menunggu, kuambil batu terkecil
dan berjaga sampai larut. Kupecahkan mitos dan kupecahkan.
Dan kukelilingi sumur itu sampai aku terbang dari diriku
ke sesuatu yang bukan bagian diriku. Sebuah suara rendah berteriak kepadaku:
Kuburan ini bukan kuburanmu. Jadi aku minta maaf.

Baca Juga: Karya Puisi Sujiwo Tejo Cinta Tanpa Tanda

Kubaca ayat-ayat dari kita suci yang bijaksana, dan kukatakan
kepada yang tak dikenal di dalam sumur itu: Salam bagimu di hari
kau terbunuh di negeri damai, dan di hari kau bangkit hidup
dari kegelapan sumur!

Begitulah karya puisi Mahmoud Darwish, semoga bermanfaat.***

Editor: Edison T

Tags

Terkini

Terpopuler