Lalu di masa sekarang ini saat teknologi berkembang pesat, mengajari anak menulis manual masih menjadi keharusan. Salah satu alasannya, bisa sekaligus melatih kontrol tangan dan otot tangannya.
Baca Juga: Menpora RI Buka Internasional Virtual Wushu Championship Seri ke-2
"Kalau di-gadget sudah ada keyboard, anak tinggal memencet saja. Mau tekanan banyak sedikit terketik hurufnya, anak tidak genggam pensil atau melatih guratan garis di kertas. Sedangkan kalau anak mencatat di buku tulis menggunakan alat tulis dan kertas sehingga melatih otot tangan, memori otot tangan, kontrol tangan," pungkasnya.
Melisa mengingatkan, seperti halnya kegiatan belajar pada umumnya, menulis juga harus dibuat menyenangkan. Selain krayon berwarna-warni, orang tua juga bisa memanfaatkan semacam glitter atau manik-manik penuh warna atau hal lain yang merangsang semangat anak menulis.
Pentingnya menulis manual ditunjukkan studi yang dilakukan Profesor Audrey van der Meer pada tahun 2017. Dalam studinya, dia, menggunakan teknologi Electroencephalography (EEG) untuk merekam dan melacak aktivitas gelombang otak saat anak melakukan kegiatan mengetik dan menulis dengan pena di atas buku tulis.
Baca Juga: KH Said Aqil Siroj Jalani Perawatan Covid-19, Begini Kondisinya
Hasil studi memperlihatkan, otak anak-anak lebih aktif jika menulis dengan pena ketimbang keyboard, dan tulisan tangan memberikan otak lebih banyak ruang untuk mengingat.
Selain itu, menulis manual aman dari paparan radiasi yang biasanya didapatkan saat menggunakan gawai sekaligus tak terganggu hambatan teknis semisal koneksi internet yang bisa menganggu suasana hati anak saat belajar.