Tuban Bicara - Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpustakaan Nasional, Deni Kurniadi mengatakan, Gawai bisa dimanfaatkan sebagai sumber ilmu pengetahuan dengan mengakses buku-buku digital. Khususnya harus dibiasakan pada anak sejak usia dini.
"Berikan contoh membaca sejak anak masih kecil, ketika mereka ada di masa melihat (meniru) lingkungan," kata Deni dalam webinar "Penguatan Budaya Literasi Melalui Inovasi Layanan Perpustakaan Berbasis Digital untuk Mewujudkan SDM Unggul". Kamis (4/2/21).
Saat ini masyarakat belum bisa leluasa untuk mengunjungi perpustakaan, tapi sudah ada banyak artikel dan buku digital yang bisa diakses melalui iPusnas. Penyediaan e-resources di Perpustakaan Nasional mencakup tidak kurang dari 2,3 miliar artikel, 106.473 judul jurnal daring dan sekitar 283.946 judul buku digital.
Deni menambahkan, pada kenyataannya minat baca masyarakat sebetulnya tinggi bila dilihat dari sambutan terhadap perpustakaan keliling. Kendala yang dihadapi adalah akses yang belum merata karena sebagian besar perpustakaan berada di perkotaan.
Dikutip dari antaranews.com, Berdasarkan data Online Computer Library Center, Lembaga jejaring Perpustakaan yang berbasis di Amerika Serikat, Indonesia berada pada peringkat kedua dunia dalam hal jumlah perpustakaan, di belakang India, pada 2018.
"Sebanyak 69 persen adalah perpustakaan di sekolah atau madrasah, 25,8 persen perpustakaan umum, 14 persen perpustakaan khusus dan 41 persen perpustakaan perguruan tinggi," imbuhnya.
Baca Juga: Sempat Heboh Suara Dentuman di Malang, Kepala BMKG Himbau Agar Tak Panik
Ada 164.610 perpustakaan yang ada di Indonesia, meski belum semuanya sesuai standar.
Hampir setengahnya ada di pulau Jawa, yakni 47,89 persen. Sebaran perpustakaan di Sumatera mencapai 23,55 persen, di Sulawesi 11,62 persen, di Kalimantan 6,77 persen, di Kepulauan Nusa Tenggara 8,57 persen, di Maluku 1,77 persen dan 0,42 persen di Papua.