Masyarakat di Minta Presiden Jokowi Aktif Mengkritik Pemerintah, Fahri Hamzah: Apakah Bisa Menjamin Keamanan?

15 Februari 2021, 13:11 WIB
Poltikus Partai Gelora, Fahri Hamzah / /instagram.com/@fahrihamzah

Tuban Bicara – Sosok dari Fahri Hamzah tentunnya sudah tidak asing lagi di telinga, sosok yang kerap menyampaikan kritik terhadap Pemerintah.

Sebagaimana, pendiri Partai Gelora tersebut juga turut menyampaikan pendapat terkait pernyataan Presiden Jokowi yang meminta masyarakat aktif mengkritik Pemerintah.

Pernyataan tersebut disampaikan saat Fahri Hamzah hadir dalam acara Karni Ilyas Club yang dipandu oleh Karni Ilyas, pada Minggu, 14 Februari 2021 malam.

Dia mengatakan bahwa pernyataan dari Presiden Jokowi tersebut perlu dipetakan ke dalam beberapa aspek.

“Sebenarnya apa yang terjadi di sekitar Pemerintahan dan ruang publik kita, sehingga Presiden semacam mewanti-wanti untuk meminta agar masyarakat tetap melakukan kritik,” ujar Fahri Hamzah, dikutip Tuban Bicara, dari Pikiran-rakyat, Senin, 15 Februari 2021.

Baca Juga: Kementerian Ketenagakerjaan Ambil Langkah Baru, Demi Tekan Angka Pengangguran di Tanah Air

Baca Juga: Media Asing Soroti Nasib Guru Ini, Akibat Unggahannya di Facebook Guru SD Dipecat Lantaran Hanya Posting Gaji

Tetapi, dia mengatakan bahwa pada saat yang bersamaan, masyarakat memiliki kekhawatiran dalam menyampaikan kritik terhadap Pemerintah. 

“Tetapi pada saat yang bersama, di tingkat masyarakat ada perasaan sekarang bahwa mengkritik Pemerintah sesuatu yang membahayakan. Saya kira sudah terlalu buktinya, tidak bisa kita sanggah,” kata Fahri Hamzah.

Dia pun menyoroti sosok Kwik Kian Gie yang mengaku takut untuk mengkritik Pemerintah, padahal Kwik Kian Gie adalah sosok yang tak gentar mengkritik Pemerintah pada zaman orde baru.

“Terutama terkait dengan pembangunan ekonomi dan tumbuhnya konglomerasi yang dianggap akan membahayakan perekonomian kita dan nasib bagi keadilan ekonomi ke depan, sampai mengatakan ‘saya belum pernah setakut ini mengkritik Pemerintah’” tutur Fahri Hamzah.

Baca Juga: Bocah 12 Tahun Terobsesi Pengen Jadi Superhero Magneto Telan 54 Bola Magnet, Nyawa Nyaris Jadi Taruhan

Baca Juga: WNI Eks ISIS Cap Penghianat Bangsa, Ferdinand Hutahaean: Lebih Baik Biarkan Mereka Mati Bersama Pujaannya

Dia pun mengungkapkan bahwa permasalahan ini menjadi penting, karena pada saat yang bersamaan indeks demokrasi Indonesia mengalami penurunan.

“Jadi pernyataan Presiden, disambung dengan pernyataan Istana, itu sebenarnya juga semacam kekhawatiran dari dalam bahwa dunia internasional mempersepsi Indonesia sedang berada pada jurang kemunduran demokrasi,” kata Fahri Hamzah.

Tidak hanya itu, dia juga mengaku merasakan gairah masyarakat untuk berbicara kepada Pemerintah, terutama di ruang publik, telah berkurang.

“Presiden tuh menurut saya, dari pengertian sederhana dia, dia percaya bahwa kritik itu penting, dia percaya oposisi itu penting. Tapi, infrastruktur Pemerintahan beliau, orang-orang di sekitar beliau itu tidak terlalu paham bagaimana caranya keinginan baik itu menjadi kenyataan,” tutur Fahri Hamzah.

Sayangnya, tidak ada pihak yang menjaga ruang publik agar tetap kondusif, bahkan juga kebebasan mimbar dan kampus.

“Seharusnya menjaga para pengkritik itu menjadi tugas otomatis dari para aparatur di bawah. Tapi pertanyaannya, di tengah banyak kesibukan Presiden, siapa yang menjaga kalau kriminalisasi itu terjadi?” kata Fahri Hamzah.***

Editor: Imam Sarozi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler