Sebanyak Empat Kali Gunung Merapi Menyemburkan Awan Panas Guguran

7 Januari 2021, 22:14 WIB
Gunung Merapi, Kamis 7 januari 2021. /Dok PVMBG.

Tuban Bicara - Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta empat kali mengeluarkan awan panas guguran, sebut dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), pada Kamis.

Sebanyak empat kali awan panas guguran terpantau keluar dari Gunung Merapi selama periode pengamatan sejak pukul 00.00 WIB sampai 18.00 WIB. Keterangan kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam kepada awak media di Yogyakarta

"Awan panas sudah terjadi empat kali yaitu pada pukul 08.02, 12.50, 13.15, dan 14.02 WIB," kata dia.

Ia menyebutkan awan panas guguran yang terpantau keluar pada pukul 08.02 WIB memiliki tinggi kolom 200 meter. Guguran awan panas pertama itu memiliki durasi 154 detik dengan amplitudo maksimum 28 mm ke arah Kali Krasak.

Baca Juga: Berbagai Mobil Mewah Terbaru Akan Rilis di Indonesia

Baca Juga: Nasib Kelanjutan Liga 1 Indonesia, Begini Surat Keputusan yang diterima PSSI Dari Kepolisian

Awan panas guguran kedua keluar pada pukul 12.50 WIB dengan tinggi kolom 200 meter di atas puncak dengan jarak luncur 300 meter ke arah hulu Kali Krasak selama 139 detik dengan amplitudo maksimum 21 mm.

Berikutnya, awan panas yang keluar pada pukul 13.15 WIB memiliki amplitudo 10 mm dengan durasi 101 detik. Luncuran awan panas itu terpantau ke arah hulu Kali Krasak dengan jarak luncur lebih kurang 400 meter.

Awan panas keempat terjadi pada pukul 14.02 WIB dengan amplitudo 10 mm dan durasi 92 detik. Awan panas yang terpantau terakhir ini tidak teramati secara visual karena cuaca di sekeliling Merapi berkabut.

Baca Juga: Jangan Takut Gagal Dalam Investasi Maupun Berbisnis! Simak Selama ini yang dilakukan Rian D'Masiv

Baca Juga: Simulasi vaksinasi Covid-19 dilakukan Dinkes Lhokseumawe Dengan Gandeng RS Kesrem

Sebelumnya, Hanik memperkirakan munculnya awan panas itu berasal dari gundukan yang beberapa waktu lalu terpantau di puncak Gunung Merapi.

Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Potensi daerah bahaya akibat erupsi Merapi diperkirakan maksimal dalam radius lima kilometer dari puncak.

Ia mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Merapi meningkatkan kewaspadaan mengingat awan panas guguran sudah muncul sejak status Siaga ditetapkan.

Untuk penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.

BPPTKG meminta pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.

Berdasarkan data BNPB, prakiraan daerah bahaya akibat erupsi Gunung Merapi akan meliputi Desa Glagaharjo (Dusun Kalitengah Lor); Desa Kepuharjo (Dusun Kaliadem); Desa Umbulharjo (Dusun Palemsari) di Kecamatan Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta.

Kemudian Desa Ngargomulyo (Dusun Batur Ngisor, Gemer, Ngandong, Karanganyar); Desa Krinjing (Dusun Trayem, Pugeran, Trono); Desa Paten (Babadan 1, Babadan 2) di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Selanjutnya Desa Tlogolele (Dusun Stabelan, Takeran, Belang); Desa Klakah (Dusun Sumber, Bakalan, Bangunsari, Klakah Nduwur); Desa Jrakah (Dusun Jarak, Sepi) di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Berikutnya Desa Tegal Mulyo (Dusun Pajekan, Canguk, Sumur); Desa Sidorejo (Dusun Petung, Kembangan, Deles); Desa Balerante (Dusun Sambungrejo, Ngipiksari, Gondang) di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten Jawa Tengah.

Editor: Imam Sarozi

Sumber: ANTARANEWS

Tags

Terkini

Terpopuler