Pemerintah Ingin Kembangkan Produksi dan Produktivitas Industri Sagu

12 Desember 2020, 19:33 WIB
Ilustrasi tanaman sagu. /EmEssEss/Pixabay

Tuban Bicara - Pemerintah berupaya meningkatkan produksi dan produktivitas sagu yang berdaya saing.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud mengatakan, salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan membangun industri pengolahan sagu di beberapa titik sentra produksi sagu.

“Upaya lain adalah melalui peningkatan strategi pengembangan industri sagu dengan penerapan teknologi yang efektif dan efisien,” ujarnya dalam Webinar Sagu Series 3 bertajuk “Quo Vadis Industri Sagu Indonesia?”, di Jakarta. Kamis (10/12).

Hingga saat ini, lanjut Musdhalifah, hanya ada 3 (tiga) industri sagu modern berskala besar di Indonesia, yaitu PT ANJ Agri Papua, pabrik sagu Perum Perhutani di Papua Barat, dan PT Nasional Sago Prima di Riau.

Baca Juga: Enam Cara Mudah Terapi Atasi Stroke di Rumah, Simak Ulasan ini

Baca Juga: Pasangan Wani Tolak Hasil Penghitungan Suara Secara Real Count KPU Tasikmalaya, Beberkan Kejanggalan

“Sebagian besar pelaku usaha masih berjuang menghadapi tantangan besar agar mencapai imbal hasil yang memadai, terutama untuk pengembalian modal,” ungkap Musdhalifah. Dikutip dari laman ekon.go.id. (12/12).

Menurutnya, untuk memastikan keberlanjutan dari industri sagu nasional, Kementerian Perindustrian perlu memfokuskan pada pengembangan industri berbasis sagu dengan dukungan kebijakan substitusi impor dan pengembangan ekspor.

“Selain itu, dengan dukungan insentif investasi dan pajak kepada swasta yang telah membangun industri,” imbuhnya.

Baca Juga: Arteria Dahlan Dukung Sikap Polri Terhadap Habib Rizieq, Tidak Tempatkan Diri diatas Negara

Deputi Musdhalifah juga menggarisbawahi pentingnya infrastruktur dalam pengembangan industri pengolahan sagu. Pasalnya, sebagian besar pohon sagu berada di wilayah hutan yang masih sulit diakses dengan jalan darat maupun sungai sehingga biaya logistik bisa mencapai 30% lebih dari biaya produksi.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam hal ini dapat mendukung pembangunan infrastruktur untuk pengembangan kawasan produksi sagu.

Upaya yang dilakukan bisa melalui fasilitasi pembangunan akses jalan produksi, pelabuhan, dan sarana logistik, berkolaborasi dengan Kementerian/Lembaga terkait, pemerintah daerah, swasta dan masyarakat.

Baca Juga: Pengamat Politik UI, Beberkan Kunci Golkar Menangi Pilkada

Baca Juga: Libur Akhir Pekan Bingung Mau Ngapain, Yuk Cek Rekomendasi Film Pekan ini

Bagi Musdhalifah, jika besarnya potensi sagu tidak didukung dengan fasilitas yang memadai, maka sagu akan sulit berdaya saing. Untuk itu, perlu peran serta dan keberpihakan dari semua pemangku kepentingan terkait.

“Kerja sama yang solid dan komprehensif dari semua pihak akan membuat sagu mampu menjadi komoditas unggulan domestik maupun ekspor,” terangnya dalam webinar yang merupakan tindak lanjut dari Pekan Sagu Nusantara 2020 ini.

Sebagai informasi, Indonesia memiliki potensi hutan sagu terbesar di dunia. Sebanyak 90% lebih lahan sagu di dunia ada di Indonesia, di mana sebanyak 85% terdapat di Provinsi Papua dan Papua Barat.

Editor: Imam Sarozi

Sumber: Ekon.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler