Akses Internet Susah, Mahasiswi Asal Flores Wisuda di Kebun

10 Desember 2020, 11:40 WIB
Ilustrasi internet.* //Pexels/PIxabay

Tuban Bicara - Akses internet menjadi kebutuhan yang sangat penting, seorang mahasiswi Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Katarina Oa Jebe yang berasal dari Desa Baya Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, mengikuti acara wisuda di lahan perkebunan akibat kesulitan mengakses internet di desa setempat.

"Iya betul, saudari sepupu saya sekarang sedang mengikuti wisuda di kebun karena acara wisuda digelar secara online sementara signal internet di desa kami susah didapat," kata warga Elias Wollo yang merupakan sanak keluarga dari Katarina Oa Jebe ketika dihubungi dari Kupang, Kamis (10/12/20).

Dikutip tubanbicara dari antaranews.com Saat, pihak keluarga sengaja memilih lokasi perkebunan karena ada jaringan internet sehingga mahasiswi Fakultas Kedokteran Undana itu bisa mengikuti wisuda secara daring dengan lancar.

Baca Juga: Mengejutkan! Lama Tak Muncul Menhan Prabowo Subianto Dukung Vietnam dan Apresiasi Amerika Serikat

"Lokasi perkebunan ini memang berada di perbukitan sehingga signal intenetnya bagus," katanya.

Lebih lanjut, Elias mengatakan kebutuhan akan akses jaringan internet hingga kini masih menjadi kesulitan yang dialami masyarakat di Desa Baya.

Untuk itu, Elias berharap kondisi ini menjadi perhatian serius dari pemerintah daerah setempat untuk menangani kesulitan yang selama ini dialami masyarakat.

Baca Juga: Cara Cek Penerima PIP 2020, Login ke pip.kemdikbud.go.id

"Apalagi di era digital seperti ini kan akses internet menjadi kebutuhan yang sangat penting agar masyarakat bisa mengikuti berbagai perkembangan dunia," katanya.

Sebelumnya, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemen DPDTT) dan Kementer Komunikasi dan informatika akan menggarap jaringan internet pada 2021 hingga 2022 di 12.548 kelurahan/desa di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).

"Seperti arahan bapak presiden adalah kita akan bangun 9.113 desa kelurahan di 3T dan 3.435 desa non 3T. Ini total ada 12.548 desa/kelurahan yang belum tercakup 100 persen," kata Johnny G. Plate saat diundang di acara Talkshow salah satu stasuin TV, di Jakarta, Selasa (08/12/2020).

Baca Juga: Terkait Dugaan Pencemaran Nama Baik, Kuasa Hukum Vicky: Polisi Harus Tindak Tegas Angel Lelga

Menteri DPDTT mengatakan jaringan internet kdesa merupakan kunci utama yang dibutuhkan untuk digitalisasi.

""Pertumbuhan ekonomi pasti bicara digitalisasi, momentum ini sangat bermakna bagi Kementerian Desa, ada 1.103 desa di wilayah terluar pulau-pulau kecil dan terpencil, kemudian 261 desa itu satu desa posisinya lebih dari satu pulau jadi ada satu RT satu pulau. Peran Kemen DPDTT untuk masyarakat dalam mengambil bagiannya kuncinya ada di arah kebijakan pembangunan desa dari PERPRES 59/2017 tentang tujuan pembangunan berkelanjutan," ujarnya.***

Editor: M Anas Mahfudhi

Sumber: Antaranews.com

Tags

Terkini

Terpopuler