Tuban Bicara - Kembali memanas, pasukan Ethiopia telah merebut lagi kendali sebuah kota di Negara Bagian Tigray di utara, kata satuan tugas darurat pemerintah. Minggu (15/11) malam.
"Ketika milisi TPLF (partai yang berkuasa di Tigray) dikalahkan di Alamata, mereka melarikan diri dengan membawa sekitar 10.000 tahanan," kata gugus tugas pemerintah di Twitter. Dilansir dari antaranews.com. Senin, 16 November 2020.
Pasukan Tigray pada Sabtu (14/11) menembakkan roket ke negara tetangga, Eritrea, hingga meningkatkan konflik 13 hari. Telah menewaskan ratusan orang di kedua pihak.
Baca Juga: Politisi Golkar Mengaku Heran Dengan Sikap Habib Rizieq
Baca Juga: Persulit Hasil Pencarian, Pemerintah Turki Denda Google Sebesar Rp368 Miliar
Konflik yang memanas itu juga mengancam mengguncang wilayah-wilayah lain di Ethiopia dan kawasan Tanduk Afrika.
Karena akses terbatas dan sebagian besar komunikasi terputus di Tigray, Reuters tidak dapat secara independen memastikan kebenaran pernyataan yang dibuat oleh semua pihak.
Baca Juga: Jelang Dua Even Besar, Timnas U-19 Indonesia Jalani Latihan Perdana di Stadion Madya
Baca Juga: Satu Gol Mane Bawa Senegal Lolos ke Putaran Final Piala Afrika
Belum ada komentar langsung dari para pemimpin Tigray tentang peristiwa di Alamata, sebuah kota dekat perbatasan dengan Negara Bagian Amhara yang terletak sekitar 120 kilometer dari ibu kota Tigray, Mekelle.
Debretsion Gebremichael, kepala pemerintahan Tigray, menuduh Eritrea mengerahkan tank-tank dan ribuan pasukan ke wilayahnya untuk mendukung serangan pemerintah Ethiopia.
Baca Juga: Tanggapi Acara Habib Rizieq, Mahfud Md: Keamanan tidak Tegas, Sanksi Menanti
Baca Juga: Gol Tunggal Darida Bawa Kemenangan 1-0 Ceko Atas Israel
Menteri Luar Negeri Eritrea Osman Saleh Mohammed mengatakan kepada Reuters pekan lalu bahwa negaranya tidak terlibat dalam konflik tersebut.
Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed melancarkan operasi di Tigray pada 4 November setelah ia menuduh pasukan lokal menyerang pasukan federal yang bermarkas di Tigray. Negara bagian itu berbatasan dengan Eritrea dan Sudan serta berpenduduk sekitar lima juta orang.
Baca Juga: Aremania: Tuntut Dualisme Klub Segera Diakhiri
Pertempuran menyebar ke Negara Bagian Amhara, Ethiopia, yang pasukan daerahnya bertempur dengan pasukan federal di Tigray.
Pada Jumat (13/11) malam, roket ditembakkan ke dua bandara di Amhara yang dikatakan TPLF sebagai pembalasan atas serangan udara pemerintah.
Baca Juga: Dirgahayu Korps Marinir Ke-75, Marinir Hadir saat Negara Terancam
Baca Juga: Ethiopia Bergejolak, Serang Bus Tewaskan 34 Orang
Pemerintah mengatakan serangan itu bertujuan untuk menghancurkan peralatan yang dikendalikan oleh pasukan pemberontak Tigray.
Sedikitnya 20.000 warga Ethiopia telah lari menyelamatkan diri ke Sudan, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Minggu.