Viral! Seorang Biarawati Myanmar Berlutut Memohon Agar Polisi Tak Tembaki Anak-Anak

11 Maret 2021, 00:36 WIB
Tangkap layar Video seorang Biarawati saat memohon perdamaian pada Polisi Myanmar. /Reuter/

Tuban Bicara - Sejak awal mula kudeta Myanmar yang pada 1 Februari 2021, dilaporkan telah ada puluhan demonstran Myanmar yang tewas dalam aksinya menentang militer.

Dalam aksi kudeta tersebut, militer telah menahan dan menangkap pimpinan Myanmar, Aung San Suu Kyi beserta sejumlah jajarannya di Pemerintahanan Myanmar.

Baca Juga: Dianggap Langgar Protokol Kesehatan, GPI Laporkan KLB Demokrat ke Polri

 
 

Selain mendapat banyak aksi kecaman dari sejumlah pimpinan dunia hingga dewan keamanan PBB, masyarakat Myanmar juga gencar melakukan aksi demonstrasi yang menentang kudeta militer sejak pertama kali pemerintahan digulingkan.

Dalam sebuah video yang beredar, dalam kondisi berlutut di depan polisi dalam debu kota Myanmar utara, Suster Ann Rose Nu Tawng memohon kepada sekelompok petugas polisi yang bersenjata lengkap agar mengampuni anak-anak dan digantikan dengan nyawanya.

Gambar Biarawati Katolik dengan pakaian putih sederhana, tangannya terentang, dan memohon kepada sekelompok polisi itu kini menjadi viral dan mendapat pujian di negara yang mayoritasnya beragama Buddha itu.

Baca Juga: Usai Jadi Ketum Demokrat, KSP Moeldoko Kembali Jalani Rutinitas di Kantor Staff Presiden

“Saya berlutut… memohon kepada mereka untuk tidak menembak dan menyiksa anak-anak, tetapi untuk menembak dan membunuh saya,” kata Biarawati itu yang dilansir Tuban Bicara pada Selasa, (9/3).

Diketahui, para pengunjuk rasa turun ke jalan di Myitkyina, ibu kota negara bagian Kachin pada hari Senin dan mengenakan topi keras dan membawa perisai buatan sendiri. Diketahui juga saat itu polisi mulai berkumpul di sekitar mereka, Suster Ann Rose Nu Tawng dan dua biarawati lainnya memohon agar mereka segera pergi.

Baca Juga: Kembali Buka Suara, Mahfud MD: Secara Hukum KLB Demokrat Belum Bisa Diakui Keberadaannya

"Polisi mengejar untuk menangkap mereka dan saya mengkhawatirkan anak-anak," ucap Biarawati memohon.

Beberapa saat kemudian, ketika ia memohon untuk menahan diri, polisi mulai menembaki kerumunan pengunjuk rasa yang berada di belakangnya.

“Anak-anak panik dan lari ke depan… Saya tidak bisa berbuat apa-apa tetapi saya berdoa agar Tuhan menyelamatkan dan membantu anak-anak,” terangnya.

Baca Juga: Rektor Universitas Ibn Chaldun Layangkan Pujian ke Anies Baswedan Usai Dapat Penghargaan Satpol PP

Pertama, ia melihat seorang pria yang tertembak di kepala jatuh mati di depannya, kemudian ia juga merasakan sengatan gas air mata.

"Saya merasa dunia sedang runtuh. Saya sangat sedih itu terjadi saat saya memohon kepada mereka," harapnya. 

Tim penyelamat lokal telah mengkonfirmasi kepada AFP bahwa dua pria ditembak mati di tempat selama melakukan demonstrasi pada hari Senin itu.

 
 

Pada hari Selasa, salah satu almarhum yang bernama Zin Min Htet dibaringkan dalam peti kaca dan diangkut menggunakan mobil jenazah emas yang ditutupi bunga putih dan merah.

Editor: Muchlis T

Sumber: tasikmalaya.pikiran-rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler