Akses Siswa Terhadap Buku Mata Pelajaran Masih Rendah, DPR: Ini Jadi PR Besar Pemerintah

- 26 November 2020, 01:40 WIB
Ilustrasi buku untuk belajar bahasa Mandarin.
Ilustrasi buku untuk belajar bahasa Mandarin. /Pixabay.com/Michal Jarmoluk

Tuban Bicara - Hasil survei Bank Dunia menyebutkan akses para siswa di Indonesia terhadap buku mata pelajaran sekolah sangat rendah.

Aksesnya baru mencapai 47,4 persen. Hasil survei ini sangat memprihatinkan. Padahal, usia Republik ini sudah 75 tahun merdeka.

"Hasil survei ini membuat kita terpukul. Selama 75 tahun Indonesia merdeka kita masih terbebani akses siswa terhadap buku mata pelajaran. Belum lagi bicara literasi dalam makna luas, yaitu kemampuan memahami persoalan dan menjadikan pengetahuannya sebagai karya dan produk siswa," paparnya.

Baca Juga: Dorong Pemberdayaan Perempuan, Parlemen Indonesia-Republik Korea Dapat Bekerjasama Lebih Erat Lagi

Hasil survei Bank Dunia tersebut telah dirilis dua bulan lalu. Fakta ini sekaligus menjadi PR besar pemerintah bagaimana membuka kemudahan akses bagi para siswa untuk mendapatkan buku-buku mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.

"Artinya, ini paling dasar menyangkut literasi," sambung Syaiful lagi. 

Ditambahkannya, definisi ideal menyangkut literasi disampaikan pula oleh UNESCO bahwa yang dimaksud kemampuan literasi adalah kemampuan masyarakat memaknai konteks dari teks yang dibacanya.

Baca Juga: Kabar Duka, Si Tangan Tuhan Maradona Meninggal Dunia

Di Indonesia, jangan para siswa memahami teks yang dibacanya, akses terhadap buku mata pelajaran saja sulit didapat. Sekali lagi ini jadi keprihatinan kita semua, Rabu 25 November 2020, dirilis dari dpr.go.id.***

 

Editor: M Anas Mahfudhi

Sumber: dpr.go.id


Tags

Terkait

Terkini

x