"Kenapa gua ketawa, gua kebayang aja ini tempat wisata tumplak, berapa orang sih stafnya. Seketat dan serapih apasih prokes itu bisa diterapkan," tuturnya.
Lagian, sambung Arief, ini merupakan kebijakan yang kontradiktif karena kalau orang gak boleh mudik tapi tempat wisata itu dibuka, siapa yang mau ke tempat wisata.
"Yang mau ke tempat wisata itu siapa? Nih gua misalnya dengan keluarga gua jalan-jalan ke Bandung, itu itungannya mudik atau berwisata, coba jelaskan," ucapnya.
"Di Bandung kan banyak tempat wisata dan gua boleh dong mengunjunginya, sekarang kan tempat wisatanya terbuka, gimana tuh memilahnya. Ini gua sama keluarga perjalanan mudik atau wisata?," sambungnya.
Baca Juga: Menteri ESDM Ingin Ada Kajian dari Instansi Internasional
Menurutnya, kekisruhan dan kebijakan kontradiktif yang kerap dikeluarkan pemerintah berakar dari arah kebijakan rezim yang memang tidak pernah jelas.
"Tarik-tarikan antara apakah kita akan terlebih dahulu mengatasi krisis kesehatan atau mengatasi krisis ekonomi, ini tidak pernah clear ya, tarik-tarikan ini terus terjadi," tuturnya.
Tarik-tarikan ini, kata Arief Munandar, akibatnya berkaitan dengan persoalan penanganan Covid-19 yang tidak pernah selesai dan mengorbankan anggaran negara.
Baca Juga: Mana yang Lebih Efektif dan Sehat, AC atau Kipas Angin?