Menteri Riset dan Teknologi Dukung Pengembangan Pupuk Hayati Dari Sampah Lewat Maggot

- 12 Maret 2021, 21:02 WIB
Menteri Riset dan Teknologi Dukung Pengembangan Pupuk Hayati Dari Sampah Lewat Maggot
Menteri Riset dan Teknologi Dukung Pengembangan Pupuk Hayati Dari Sampah Lewat Maggot /Bambang Brodjonegoro (Menristek) secara resmi melaunching penggunaan GeNose C-19 Inovasi Indonesia u

Tuban Bicara - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro dukung pengolahan sampah organik menjadi pupuk hayati cair dengan teknologi biokonversi yang memanfaatkan larva maggot.

Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro dalam seminar virtual Inovasi Ekonomi Sirkular dan Produk Inovasi Biokonversi, Jakarta, Jumat menyampaikan. "Saya saat ini mendorong pupuk hayati ini sebagai alternatif dari pengolahan limbah." 

Maggot adalah belatung atau larva dari lalat Black Soldier Fly, yang dapat menguraikan sampah organik.

Baca Juga: Kabar Bahagia! Indonesia Inisiasi Forum Ekonomi Kreatif di ASEAN

Menristek menuturkan jika pengolahan limbah menjadi pupuk hayati cair tersebut terbilang unik karena menggunakan larva maggot.

Untuk praktiknya, larva maggot mengkonsumsi limbah. Selanjutnya, larva mengeluarkan cairan yang menjadi sumber yang diolah sedemikian rupa menjadi pupuk hayati cair. Kemudian, pupuk hayati itu dikemas dalam bentuk botolan dan disebarkan ke seluruh penjuru Tanah Air.

Pengolahan sampah organik menjadi pupuk hayati cair dikerjakan oleh PT Bio Konversi Indonesia.

Baca Juga: Ekonomi Kreatif Pemuda Tuban, Mengolah Hasil Laut Sebagai Pentol Bernilai Gizi

Pada seminar itu, Direktur Utama PT Bio Konversi Indonesia Isra Darma mengatakan kotoran yang dihasilkan larva maggot yang diberi makan sampah organik, dapat diolah menjadi pupuk hayati organik cair dan pakan ternak protein tinggi.

Isra menuturkan pupuk hayati cair tersebut memiliki manfaat antara lain meremajakan kesuburan tanah, meningkatkan kemampuan daun untuk memompa nutrisi dari akar, dan meningkatkan produktivitas tanaman.

PT Bio Konversi Indonesia dapat memproduksi sebanyak 1.500.000 liter pupuk hayati organik cair per bulan, yang mengisi sebagian kebutuhan pupuk di Tanah Air.***

Editor: Muchlis T

Sumber: Antaranews.com


Tags

Terkait

Terkini

x