Risma Menteri Sosial, Akan Mundur Dari Jabatannya?

- 8 Februari 2021, 12:10 WIB
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini foto bersama anak-anak di Kampung Jaha, Desa Pagar Agung, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Banten, Ahad, 7 Februari 2021.
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini foto bersama anak-anak di Kampung Jaha, Desa Pagar Agung, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Banten, Ahad, 7 Februari 2021. /Dokumen SMSI/

Tuban Bicara - Menteri Sosial (MensosTri Rismaharini merasa berat akan jabatannya sekarang.

Risma curhat pada saat memberikan sambutan acara peresmian hasil bhakti sosial Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) di Serang, Banten, Minggu 7 Februari 2021.

Ia menyebutkan bahwa menjadi pemimpin di Kementerian Sosial memiliki beban pekerjaan berat.

Bahkan, mantan Wali Kota Surabaya ini mengatakan hal yang mengejutkan. Ia mengaku jika ia merasa sudah tidak sanggup, maka ia akan menghadap presiden untuk meletakan jabatan Mensos.

Baca Juga: Pembunuhan Sadis Lantaran Cemburu, Pria Habisi Kekasih Dengan Ditancapkan Bambu Dibagian Anus

Baca Juga: Puisi Telephone Genggam Karya Joko Pinurbo

"Terus terang berat pak, berat sekali. Saya sampaikan ke teman-temen. Saya kalau saya enggak kuat, saya akan matur ke pak presiden, dan saya sampaikan saya mungkin akan meletakan jabatan," kata Ucap Risma.

Ia juga memambahkan, saat ini mental di lingkungan Kemensos sedang terpuruk.

"Mental temen-temen sudah down sekarang, kemudian harus menghadapi hal-hal yang terus terang sangat saya tidak pernah bayangkan," ujarnya.

"Itu terus terang berat sekali. Kedua saya harus membenahi sistem mulai dari nol," kata Risma lebih lanjut.

Baca Juga: Puisi Penjual Celana Karya Joko Pinurbo

Baca Juga: Puisi Mampir Karya Joko Pinurbo

Selanjutnya, ia mengungkapkan ada anggapan bahwa Kemensos hanya jadi kementerian yang kerjanya membagikan uang dan bisa digunakan untuk kepentingan pribadi.

Padahal, lanjut dia, uangnya Kemensos itu adalah untuk titipan kepada masyarakat miskin.

Ia pun menyebutkan, saat akhir pekan pun kementerian yang dipimpinnya itu terus bekerja membenahi sistem data yang disebutnya bermasalah. Bahkan sampai ke data yang disebutnya paling mendasar soal kemiskinan.

"Jadi kalau uang itu sudah dikeluarkan banyak, maka kita harus yakin kapan itu warga keluar dari kemiskinan. Itulah yang paling berat bagi saya. Karena kalau tidak, terus begitu, ada yang sudah 5 tahun dibantu, kemudian enggak keluar (dari kemiskinan), ini adalah tantangan saya," tandasnya.***

Editor: Imam Sarozi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x