Ternyata Kedelai Lokal Lebih Sehat dibandingkan Kedelai Impor

- 7 Januari 2021, 20:15 WIB
Potret pengrajin tahu di kawasan Cibuntu, Kota Bandung, saat mengolah kacang kedelai
Potret pengrajin tahu di kawasan Cibuntu, Kota Bandung, saat mengolah kacang kedelai /Dok. Humas Pemkot Bandung/

Tuban Bicara - Anggota Komisi IV DPR RI, Slamet dalam rilis di Jakarta, Kamis, menyatakan sudah terbukti kedelai lokal lebih sehat karena bukan barang yang diproduksi dari hasil rekayasa genetik atau GMO (Genetically Modified Organism) seperti kedelai impor.

Produk kedelai lokal dinilai lebih sehat dibandingkan dengan kedelai yang berasal dari impor karena yang ditanam petani lokal menggunakan cara organik dan tradisional.

Kedelai impor menjadi produk dengan kualitas dan harga yang rendah karena sudah direkayasa secara genetik sehingga produksinya bisa cepat, ungkap dari Slamet.

"GMO menjadi pangan yang kontroversial sejak awal penemuannya. Tapi sekarang hal itu sudah menjadi hal yang dilupakan orang karena krisis ekonomi membuat orang lebih mempertimbangkan harga dari pada keamanan pangan," ucapnya.

Ia juga mengingatkan bahwa kedelai impor dari Amerika Serikat yang biasa dijadikan bahan baku pembuatan tempe dan tahu mengalami lonjakan harga yang sangat signifikan, dari harga asal Rp 7.200/kg menjadi Rp 9.200/kg.

Slamet berpendapat kenaikan harga ini sebenarnya sudah menjadi hal yang sering diingatkan ketika pemerintah lebih banyak mengimpor produk pangan ketimbang memberdayakan petani dalam negeri.

Untuk itu, ujar politisi dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera itu, setelah situasi ini, pihaknya berharap Kementan segera membenahi industri pertanian kedelai lokal agar kualitas dan harganya bisa mendekati harga dan kualitas kedelai impor.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan pihaknya akan melipatgandakan produksi kedelai dalam negeri dalam waktu setidaknya 200 hari, atau dua kali masa tanam.

Mentan mengatakan upaya tersebut merupakan solusi mengatasi lonjakan harga kedelai di pasar global, di mana Indonesia masih bergantung importasi pada komoditas tersebut sebagai bahan baku tahu dan tempe.

Halaman:

Editor: Imam Sarozi

Sumber: ANTARANEWS


Tags

Terkait

Terkini

x